Kamis 22 Aug 2013 19:21 WIB

'Faktor Ekonomi Pengaruhi Cara Masyarakat Konsumsi Miras'

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Hazliansyah
Minuman Keras
Foto: REUTERS
Minuman Keras

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya korban tewas akibat menenggak minuman beralkohol akhir-akhir ini tidak bisa dilepaskan dari cara sebagian masyarakat Indonesia yang salah dalam mengonsumsi minuman haram tersebut.

"Masalah ini sudah lama berlangsung di tengah-tengah masyarakat kita," tutur Sosiolog dari Universitas Padjadjaran Budi Rajab, Kamis (22/8).

Ia mengatakan, harga minuman beralkohol di negeri ini umumnya jauh lebih mahal dibanding yang beredar di negara-negara lain. Akibatnya, sebagian masyarakat Indonesia yang ekonominya pas-pasan, akhirnya memilih minuman beralkohol rendah yang harganya lebih terjangkau.

Pilihan lainnya, mereka juga membeli minuman keras oplosan yang kehigienisannya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Dengan harapan bisa mendapatkan efek yang sama dengan minuman alkohol berkelas tinggi, minuman murahan tadi kemudian mereka campur dengan bahan-bahan berbahaya seperti spiritus dan lain-lain.

"Disadari atau tidak, perbuatan semacam itu sama saja menggiring mereka menuju kematian," jelas dia.

Menurutnya, jika RUU Antiminuman Beralkohol disahkan menjadi undang-undang, itu belum cukup untuk mengatasi masalah sosial ini. Regulasi yang dibuat tetap tak efektif bila tidak ditaati aparat, penjual, dan konsumen.

Apalagi, tambah dia, selama ini pemerintah terkesan baru bergerak kalau sudah ada kejadian saja.

"Karena itu, penegakan hukum harus dilakukan secara rutin. Jangan bersifat darurat saja seperti razia-razia yang berlangsung selama ini," demikian Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement