REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM--Lembaga Apresiasi Keris Indonesia Nusa Tenggara Barat mengungkapkan, saat ini cukup banyak keris atau senjata tajam milik raja-raja di Lombok Nusa Tenggara Barat disimpan di sejumlah museum di Belanda.
"Keris-keris tersebut sebagian besar dijual oleh pemiliknya karena terbentur masalah ekonomi," kata Ketua Lembaga Apresiasi Keris Indonesia (LAKI) Nusa Tenggara Barat, Irwan Prasetya di Mataram, Rabu (21/8).
Dia menuturkan ketika berkunjung ke Belanda beberapa waktu lalu ditawari sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Belanda agar membawa pulang keris-keris tersebut ke Lombok. "Namun pada waktu itu belum terpikirkan (untuk membawa pulang keris tersebut)," katanya.
Hingga kini masih banyak keris-keris pusaka masyarakat Lombok yang dijual oleh para pedagang, ke luar daerah seperti ke Bali dan Jawa bahkan ke luar negeri.
Dia mengatakan selama ini upaya pelestarian keris-keris peninggalan para leluhur tersebut dilakukan oleh para pecinta keris dan kolektor keris.
Irwan yang juga Ketua Pedagang Kaki Lima (PKL) Kota Mataram menjelaskan, sebagian besar masyarakat di daerah ini memiliki keris dan disimpan dengan baik, karena sangat bermanfaat disamping sebagai peninggalan sejarah juga untuk menjaga diri.