REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascakerusuhan di Lapas Labuhan Ruku, Medan, sejumlah pekerjaan rumah menanti Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham). Tak hanya harus menangkap empat narapidana yang kabur, tapi juga ruangan hunian yang berkurang satu blok.
"Sekarang masalah kami adalah dari tiga blok yang ada: A, B, C, blok C ikut terbakar. Akibatnya lapas yang sudah over kapasitas, ruangan hunian juga berkurang satu blok. Itu yang sedang dipikirkan," kata Menteri Hukum dan Ham (Menkumham), Amir Syamsuddin saat ditemui di JCC, Senin (19/8).
Ia mengatakan saat ini pihaknya harus putar otak untuk merelokasi para narapidana yang seharusnya mendekam di lapas tersebut. Solusi sementara yang mungkin dilakukan yakni merelokasi nara pidana ke berbagai lapas.
Amir mengatakan sudah seringkali memberikan pesan terkait pengamanan Lapas. Apalagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun sudah menginstruksikan agar seluruh lapas di tanah air meningkatkan kewaspadaan setelah kerusuhan Lapas Tanjung Gusta beberapa waktu lalu.
Persoalan kelebihan kapasitas, diakui Amir masih menjadi persoalan yang belum menemukan solusi permanen dan masih dirumuskan. "Over kapasitas itu persoalan teknis yang sedang dirumuskan oleh tim teknis bagaimana cara mengatasinya. Tentunya tidak terlepas dengan memanfaatkan lapas yang telah dibangun," katanya.
Pada Ahad malam (17/8), kerusuhan melanda Lapas Labuhan Ruku. Sejumlah narapidana tiba-tiba menerobos pos pengamanan dan menyerang petugas yang sedang berjaga. Mereka juga melakukan pembakaran ruang KPLP dan ruang registrasi.
Akibat kerusuhan tersebut beberapa penghuni melarikan diri dengan melompati pagar tembok Lapas. Lapas Labuhan Ruku diisi oleh 867 penghuni, kapasitas sekitar 300 orang.