Senin 19 Aug 2013 15:03 WIB

50 Persen Nelayan Selatan Sukabumi Tak Melaut

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Fernan Rahadi
Nelayan.   (ilustrasi)
Foto: Antaa
Nelayan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sekitar 50 persen nelayan di selatan Kabupaten Sukabumi memutuskan tidak melaut. Kondisi ini disebabkan minimnya hasil tangkapan ikan para nelayan akhir-akhir ini.

‘’Dari pantauan, sekitar 50 persen nelayan tak melaut,’’ ujar Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Kabupaten Sukabumi, Ayom Budi Prabowo, kepada Republika, Senin (19/8).

Kondisi seperti ini terjadi di enam titik pendaratan ikan yakni Cisolok, Cibangban, Ujunggenteng, Palabuhanratu, Ciwaru, dan Minajaya.Hal tersebut dinilai bukan karena kondisi cuaca buruk atau gelombang tinggi. Namun, kata Ayom, mereka tidak melaut akibat faktor kurangnya hasil tangkapan ikan yang diperoleh nelayan.

Sementara di sisi lain bila dipaksakan melaut maka nelayan akan rugi karena biaya operasioal yang cukup besar. Ayom mengatakan, gelombang tinggi memang sempat terjadi beberapa hari setelah Idul Fitri. Kini, gelombang di sekitar selatan Sukabumi mulai normal kembali.

Banyaknya nelayan yang tidak melaut, lanjut Ayom, berpengaruh pada produksi ikan laut Sukabumi. Ke depan ia berharap para nelayan dapat kembali melaut dan mendapatkan tangkapan yang cukup banyak.

Wakil Ketua Bidang Kelautan dan Perikanan, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Sukabumi, Tendi Sudama, menambahkan anomali musim menyebabkan para nelayan kesulitan mendapatkan ikan. ’’Harusnya bulan-bulan sekarang lagi banyak ikan,’’ ujar dia.

Akibatnya, banyak nelayan yang lebih memilih menyandarkan perahu di dermaga daripada melaut. Diterangkan Tendi, anomali musim ditandai dengan masih adanya hujan di tengah kemarau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement