Jumat 16 Aug 2013 11:28 WIB

Presiden Minta Negara Sahabat Tak Urusi Kedaulatan Indonesia

Rep: Esthi Maharani/ Red: Hazliansyah
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato kenegaraan jelang peringatan kemerdekaan RI ke-67, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (16/8).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato kenegaraan jelang peringatan kemerdekaan RI ke-67, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar negara sahabat tidak ikut campur dan mengurusi kedaulatan Indonesia, terutama Aceh dan Papua.

Ia menekankan, Aceh dan Papua adalah bagian tak terpisahkan dari NKRI. Ia meminta sikap tersebut dihargai dan dihormati. Tak hanya oleh masyarakat Indonesia sendiri tetapi juga oleh masyarakat internasional, termasuk negara sahabat.

"Selama ini, kita senantiasa menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain, negara-negara sahabat Indonesia. Oleh karena itu, kita berharap prinsip yang sama juga diterapkan secara resiprokal,” kata presiden saat memberikan pidato kenegaraan di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jumat (16/8).

Ia mengatakan, dengan menghormati kedaulatan, hubungan masing-masing negara bisa terjalin lebih baik. Jangan sampai campur tangan negara lain mengganggu hubungan yang telah terbina.

Segala bentuk propaganda dan provokasi yang dapat mengganggu kedaulatan dan keutuhan NKRI sebaiknya dihindari.

“Saya berharap agar semua pihak bekerja secara aktif untuk mencegah aktivitas politik yang dapat mengakibatkan terganggunya hubungan baik Indonesia dengan negara-negara sahabat. Jangan lukai perasaan bangsa Indonesia, karena kami juga tidak ingin melukai bangsa lain,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement