Rabu 14 Aug 2013 23:11 WIB

Indonesia Sangat Prihatin Melihat Situasi di Mesir

Marty Natalegawa
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Marty Natalegawa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Marty Natalegawa mengatakan, pemerintah Indonsia sangat prihatin dengan situasi politik di Mesir yang semakin memburuk dan terus memantau perkembangan yang terjadi. Termasuk keberadaan warga negara Indonesia (WNI) di negara tersebut.

"Penggunaan kekerasan yang telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa tidak akan menyelesaikan permasalahan. Masyarakat Internasional perlu segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mendukung upaya rekonsiliasi antara pihak-pihak di Mesir dan mendesak penghentian kekerasan," kata Marty di Jakarta, Rabu (14/8).

Marty mengemukakan hal itu dalam surat elektroniknya kepada Antara menyikapi situasi yang terus memanas di Mesir. Terutama dengan jatuhnya korban tewas akibat operasi penggusuran oleh polisi Mesir terhadap demonstrasi yang dilakukan para pendukung Muhammad Mursi yang digulingkan kelompok militer.

Pemerintah transisi Mesir menyatakan 15 orang tewas, namun pihak Ikhwanul Muslimin, kelompok utama pro Mursi, mengklaim sedikitnya 30 orang meninggal dunia.

"Perkembangan di Mesir terus dalam pemantauan serius pihak KBRI Kairo. Laporan diplomat kita mendapat prioritas saat ini," ujar Marty.

Para pengunjuk rasa pro-Mursi telah berkemah di luar masjid dan di Lapangan Nahda sejak Mursi digulingkan dalam aksi serupa oleh anti Mursi yang didukung militer pada 4 Juli 2013. Lebih dari 250 orang tewas dalam pertikaian dengan pasukan keamanan sejak saat itu.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mesir Nabil Fahmy mengatakan aksi pendudukan massa pendukung Mursi ini tidak bisa berlanjut tanpa akhir. Otoritas kini tengah mencari sebuah kesepakatan melalui dialog intensif.

Sebelumnya, jutaan warga Mesir menuntut Mursi mundur dari jabatannya dan memunculkan gelombang aksi massa yang terus berkembang hingga mendapat dukungan militer.

Sampai akhirnya militer mengultimatum Mursi agar segera mundur. Namun, Mursi menolak. Akhirnya pasukan militer mengepung istana, sehingga membuat Mursi mundur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement