REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi berdalih terkait tewasnya Bunga balita lima tahun dikarenakan penyakit korban yang ditakutkan bisa menular kepada pasien lain yang berada di ruangan Intensive Care Unit (ICU).
"Sengaja pihak RSUD memindahkan Bunga dari ICU ke ruang rawat inap karena penyakit campak yang dideritanya," ujar Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD Kota Bekasi, Anthony D Tulak kepada Republika, Rabu (14/8).
Dia menambahkan, pihak RS Bella saat merujuk korban hanya menerangkan penyakit korban ini hanya radang biasa. Namun, ketika pihak RSUD mendiagnosa korban, ditemukan penyakit Bunga adalah campak.
Ketika ditanyakan berkaitan tidak adanya koordinasi dengan pihak keluarga saat memindahkan Bunga ke ruang rawat inap, Anthony berdalih, sebenarnya tidak perlu adanya penandatanganan pihak keluarga untuk pemindahan ini, cukup hanya dikabarkan saja.
Namun, paman korban, Syaripudin Beke, menjelaskan tidak ada sama sekali pemberitahuan RSUD kepada pihak keluarga.
Anthony menjelaskan, di ruang ICU RSUD tidak ada ruang isolasi khusus bagi pasien yang terjangkit penyakit menular. Pihak RSUD sempat mencoba merujuk pasien ke Rumah Sakit terdekat, namun hal itu tidak bisa dilakukan dengan cepat.
Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi, Ronny Hermawan, menyampaikan belasungkawa saat mendengar adanya kasus pelayanan buruk RSUD Kota Bekasi sampai memakan korban jiwa seperti ini.
Ronny menambahkan, miris mendengar alasan RSUD yang tidak memiliki ruang perawatan isolasi ICU bagi pasien terjangkit penyakit menular. Dia menambahkan, seharusnya pihak Pemerintah Kota Bekasi lebih mengedepankan pelayanan publik kepada masyarakat.
"Harusnya fasilitas RSUD diperbaiki, bukan bikin bangunan 10 lantai dan GOR saja yang menghabiskan dana hingga ratusan miliar," keluh Ronny.
Dia menegaskan, akan mencoba memanggil pihak RSUD untuk menangani kasus ini. Dia berharap kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali di Kota Bekasi.