REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penangkapan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini mengangetkan banyak pegawainya. Kepada ROL, sejumlah pegawai SKK Migas mengaku tak menyangka Rudi ternyata menerima suap dari perusahaan asing.
Rudi yang juga dosen teladan ITB tahun 1994 dan 1998 ini dikenal santun. Ia juga dikenal tak segan menggunakan kereta kelas ekonomi. ''Ternyata semuanya pencitraan. Ia seperti pejabat lain, doyan suap juga,''' ujar seorang pegawai SKK Migas, kepada ROL.
Dalam penangkapan itu, penyidik KPK tak hanya menyita uang sebesar US$ 700 ribu atau sekitar Rp 7,2 miliar dan sebuah motor BMW.
Sebelum ditangkap, Selasa siang (13/8), Rudi Rubiandini sempat menyambangi Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Ia datang untuk halal bihalal dengan keluarga besar Kementerian ESDM.
Rudi yang juga merupakan mantan Wakil Menteri ESDM menyambangi Kementerian Jero Wacik bersama istrinya, Elin Herliana.
Rudi Rubiandini lahir di Tasikmalaya, 9 Februari 1962 adalah akademisi dan pengamat perminyakan Indonesia. Beliau mendapatkan gelar S1 Teknik Perminyakan di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1985 dan doktoral (Dr-Ing) dari Technische Universitaet Clausthal, Jerman, 1991. Dia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Kabinet Indonesia Bersatu II.