REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Sudirman, meminta kepada seluruh operator untuk meningkatkan pengawasan pada awak angkutan mereka. Sebab, dalam musim mudik 2013, petugas masih menemukan sejumlah kecelakaan yang diakibatkan oleh pengemudi yang berada di bawah pengaruh alkohol.
"Jika pengemudi terbukti mengkonsumsi alkohol, pengelola angkutan harus bertanggungjawab. Karena yang menunjuk sopir itu kan operator," ujarnya kepada Republika, Rabu (13/8).
Menurut Sudirman, masih adanya pengemudi mabuk membuktikan lemahnya fungsi pengawasan yang dijalankan operator. Padahal, kata dia, operator yang profesional harusnya hanya menjalankan angkutan beserta supirnya dalam keadaan prima.
Selain lemahnya pengawasan dari operator, lanjut Sudirman, kasus tersebut juga mengindikasikan kurangnya manajemen kontrol yang dilakukan aparat. Padahal, kata dia, di tiap terminal sudah ada petugas dari Dinas Perhubungan bahkan petugas kesehatan yang disiagakan selama mudik lebaran.
"Cobalah kita sama-sama evaluasi. Kejadian ini karena fungsi kontrol sudah lemah," tegasnya.
Dia menambahkan, bagi operator yang kedapatan menugaskan sopir yang mabuk pasti dikenai sanksi. Sanksi tersebut, kata Sudirman, bisa berupa pencabutan ijin trayek.