REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Selama Ramadhan dan Idul Fitri, harga bawang merah di pasaran melonjak. Kondisi itu memicu maraknya aksi pencurian terhadap bawang merah milik petani di sawah.
Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Indramayu selama Ramadhan dan Idul Fitri, harga bawang merah meroket dengan cepat. Harga yang semula mencapai sekitar Rp 30 ribu per kg saat akan memasuki Ramadhan, tiba-tiba meroket pada kisaran Rp 50 ribu per kg selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.
"Harga bawang merah naik dengan cepat selama Ramadhan," tutur seorang pedagang sayuran di Pasar Baru Indramayu, Sarih, Senin (12/8).
Sementara itu, naiknya harga bawang merah, ternyata membuat para pencuri tergiur untuk mengincar barang merah milik petani di sawah. Tanpa harus mengeluarkan modal dan bekerja keras menanam, mereka mencuri bawang merah yang telah ditanam petani di sawah.
Kondisi itu terutama terjadi di daerah sentra bawang merah di Desa Patrol Lord an Patrol Baru, Kecamatan Patrol, serta Desa Lempuyang Kecamatan Anjatan. Para pencuri yang tidak diketahui asal muasalnya, mencuri bawang merah siap panen yang masih tertanam di areal persawahan.
Salah seorang petani Desa Patrol Baru, Carmad, menjelaskan, para pencuri beraksi di malam hari supaya tidak diketahui oleh siapapun. Mereka mencuri tanaman bawang merah yang berumur sekitar 50 hari. "Padahal sudah siap dipanen," tutur Carmad.
Carmad pun mengaku terkejut ketika pergi ke sawah dan mendapati sebagian areal sawahnya rusak. Saat dicek, ternyata tanaman bawangnya sudah tercabut dari tanahnya.
Carmad mengatakan, menanam tanaman bawang merah seluas 0,5 bau. Dia memprediksi, hasil panen bawangnya bisa mencapai sekitar delapan ton. Namun akibat aksi pencurian itu, bawang merahnya hilang sebanyak dua kuintal. "Dua kuintal juga lumayan, sekitar Rp 8 juta kalau dijual," kata Carmad.
Hal senada diungkapkan petani lainnya, Damud. Dia mengakui, pencuri memang tidak mencuri dalam jumlah besar. Namun dalam kondisi harga bawang yang sedang tinggi seperti sekarang, hilangnya bawang sangat merugikan petani.
Apalagi, lanjut Damud, modal untuk menanam bawang merah sangat mahal. Saat ini, modal untuk menanam bawang merah mencapai sekitar Rp 100 juta per bau. Selain meningkatnya ongkos pekerja, tingginya modal juga disebabkan mahalnya harga bibit bawang merah.
Damud mengaku, hingga kini para petani belum melaporkan maraknya pencurian bawang merah kepada pihak kepolisian. Untuk mengatasi hal itu, para petani memilih untuk meronda di sawah, baik siang maupun malam hari.