Senin 12 Aug 2013 15:42 WIB

Pemkot Bogor Awasi Pendatang Pasca-arus Balik

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dewi Mardiani
Urbanisasi, industrialisasi, dan perkembangan ekonomi mendorong pertambahan penduduk di perkotaan (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Urbanisasi, industrialisasi, dan perkembangan ekonomi mendorong pertambahan penduduk di perkotaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan mengawasi arus pendatang dari luar Bogor usai arus mudik. Wakil Wali Kota Bogor, Achmad Ru'yat, Senin (12/8), mengatakan pendataan penduduk baru terus dilakukan. Data biasanya baru terkumpul setelah arus balik mereda.

''Utamanya pemkot mengharapkan warga Bogor yang mudik dapat kembali ke Bogor dengan selamat,'' kata Ru'yat. Ia juga mengatakan ada kontribusi pendatang dalam pertumbuhan jumlah Penduduk Bogor, namun tidak signifikan.

Sejauh ini, jumlah warga Bogor belum mencapai satu juta jiwa. Ini belum membuat pemkot harus melakukan tindakan khusus terhadap para pendatang.

Selain itu, penggunaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) membuat angka rasional jumlah penduduk Bogor lebih jelas. ''Setelah dilakukan e-KTP jumlah warga Bogor justru berkurang,'' ungkap Ru'yat.

E-KTP, kata Ru'yat, juga membantu pemkot Bogor untuk menertibkan warga dengan identitas ganda. Ini juga memudahkan identifikasi domisli asal warga.

Kendati Kota Bogor tidak meliki wilayah industri besar, pendatang dari Cianjur dan sekitarnya menjadikan Bogor sebagai wilayah domisili sementara. Mereka merupakan para pencari kerja di kawasan industri di sekitar Kabupaten Bogor dan Depok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement