REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Tujuh korban kecelakaan maut di Dusun Krumput Desa Pageralang Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas, akan dimakamkan di Desa Sidoarum Kecamatan Godean Kabupaten Sleman, DIY.
Ketujuh korban yang merupakan satu keluarga terdiri dari ibu-bapak, tiga orang anak dan dua orang cucu itu, diberangkatkan dari ruang jenazah RSUD Banyumas, Ahad (11/8) sekitar pukul 13.00, dengan menggunakan tiga mobil jenazah.
''Keluarga memutuskan seluruh anggota keluarga kami dimakamkan di Sidoarum. Meski pun ada keluarga lain yang tinggal di Sumedang, Jawa Barat, namun karena terlalu lokasi terlalu jauh dan kondisi lalu lintas yang sedang padat, maka anggota keluarga yang sebelumnya lebih banyak tinggal di Sumedang, kita putuskan semua dimakamkan di Sidoarum,'' jelas Roni Yuwono (37), salah seorang keluarga korban.
Dia mengaku mendapat kabar terjadinya kecelakaan yang menimpa bude-nya itu, Ahad (11/8) dinihari sekitar pukul 01.00. Yang menelpon, pihak kepolisian. Dengan menggunakan tiga mobil, beberapa saudara korban yang ada di Sleman kemudian berangkat ke RSUD Banyumas pada pukul 03.00.
Dari pengamatan Republika, belasan keluarga korban yang tiba di RSUD Banyumas sekitar pukul 09.45, begitu turun dari mobil sempat tak bisa menahan tanggis. Meski demikian, setelah menyaksikan kondisi korban sebagai rangkaian proses identifikasi, mereka bisa menerima kejadian itu.
''Ini sudah takdir. Ditangisi pun, tidak akan menghidupkan lagi keluarga kami yang sudah meninggal,'' kata Roni.Dia menyebutkan, dengan musibah tersebut, maka hampir seluruh anggota keluarga tersebut meninggal dalam dalam kecelakaan.
Korban meninggal satu keluarga tersebut terdiri dari pasangan suami isteri Dien Radian Hidayat Nur (55)-Koen Fajar (45), tiga anak perempuan terdiri dari Della Agustina (35), Bakti Nurjanah (23) dan Rina Febriana (28), serta dua orang cucu terdiri dari Adityanis Ramadani (6) dan Raihana (3,5).
''Keluarga ini hanya tinggal meninggalkan satu orang anak angkat bernama Rizki yang masih sekolah di kelas 3 SD,'' jelasnya. Menurut Roni, selama ini keluarga tersebut memang tinggal terpisah.
Koen Fajar dan Rina Febriana, tinggal di Purwokerto mengelola yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan dan penyaluran baby sitter. Sedangkan suami Koen, Dien Radian, seorang anak angkat, Rizki, serta dua orang anak dan cucunya, tinggal di Sumedang Jawa Barat.
''Pada saat menjelang lebaran, seluruh anggota keluarga yang tinggal di Sumedang pergi ke Purwokerto, kemudian bersama-sama pergi ke Sleman untuk bersilaturahmi dengan keluarganya. Rizki tidak ikut karena saat itu sakit, sehingga ditinggal bersama pembantu di rumah Purwokerto. Namun ketika hendak pulang kembali ke Purwokerto, ternyata keluarga itu mengalami kecelakaan,'' jelasnya.
Terkait kejadian itu, dia menyatakan, saudara-pihak keluarga seluruhnya menerima kenyataan tersebut sebagai takdir. Namun dia tetap menyayangkan, mengapa kejadian tragis seperti ini sampai terjadi.
Dia mengaku, menjelang arus mudik lebaran, dia banyak memdapat informasi dari media bahwa aparat menggelar razia untuk memeriksa kelaikan jalan kendaraan angkutan umum. Sementara berdasarkan kabar yang dia peroleh, musibah itu terjadi akibat rem bus yang blong.
''Ini yang saya sayangkan. Katanya, petugas telah memeriksa kendaraan angkutan umum agar laik jalan. Tapi kenapa sampai ada bus yang rem blong hingga menimbulkan korban sebanyak ini,'' katanya.
Seperti diketahui, kecelakaan maut yang terjadi di jalan raya sekitar perkebunan PTPN IX Krumput tersebut, terjadi akibat bus angkutan umum PO Karyasari bernomor polisi AA 1654 CD, mengalami rem blong. Dengan kondisi bus seperti itu, Sopir bus Suryanto (54), warga Desa Kutasari Kabupaten Kebumen tersebut, tidak mampu mengendalikan kendarannya lagi.
Apalagi, kondisi jalan saat dalam keadaan menurun. Setelah menghantam mobil sedan Corolla Saloon yang ditumpangi keluarga Dien Radian, bus yang diketahui mengangkut sekitar 25 penumpang tersebut, juga menabrak dua sepeda motor lain yang berada di depannya. Setelah itu, bus juga menyeret ketiga kendaraan tersebut ke dalam jurang yang ada di sisi jalan.
Akibat kejadian tersebut, 15 orang meninggal dunia. Selain keluarga Dien Radian, yang juga menjadi korban adalah Galuh Permana (12), Fauzi (35) dan Alfian (24), satu keluarga yang menggunakan sepeda motor Yamaha Mio bernopol B 6352 VFF.