Ahad 11 Aug 2013 17:07 WIB

Forum Akademisi IT Menjadi Relawan Jokowi

Rep: Maman Sudiaman/ Red: A.Syalaby Ichsan
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)
Foto: Antara
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah tenaga pengajar informasi teknologi (IT) di sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia yang tergabung dalam Forum Akademisi IT (FAIT), menyatakan bergabung ke dalam Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 (Relawan Jokowi atau Bara JP).

Forum akan mengawal Jokowi dari aspek aplikasi IT, demi memastikan segalanya berjalan dengan benar dan jujur. FAIT bertekad mengakhiri kebohongan melalui IT pada masa lalu.

“Kami akan mengerahkan mahasiswa IT di seluruh Indonesia untuk memastikan kejujuran dalam semua hal, mulai dari data pemilih, partisipasi pemilih, proses di tempat pemungutan suara (TPS) dan penghitungan suara. Rakyat tidak bisa dibohongi lagi, maka kami harus mengawal,” kata Ketua FAIT, Hotland Sitorus dalam siaran  persnya, Ahad (11/8).

Hotland, mahasiswa Program Doktor (S3) Jurusan IT sebuah universitas negeri, mengatakan, hal yang paling perlu diwaspadai adalah penggunaan data berulang, nama berbeda namun orang itu-itunya juga.

Menurutnya, data berulang bisa dimanfaatkan dengan jumlah tidak terbatas, sehingga bisa mengelabui hasil pemungutan suara. Maka Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) harus waspada, dan kami siap membantu DKPP.

Bersama Relawan Jokowi, dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mendatang, FAIT akan mengumpulkan hasil penghitungan di tingkat TPS di seluruh Indonesia. Hasilnya akan langsung dilaporkan ke website,  dan menjadi real count.

 “Manakala hasil perhitungan kami berbeda dengan pengumuman KPU, maka kami akan meminta kepada DKPP agar FAIT diberi ijin memvalidasi data KPU. Demokrasi harus ditegakkan, kebenaran harus diutamakan. Pokoknya rakyat tidak bisa dibohongi lagi,” tegasnya.

Menjawab pertanyaan, apakahz FAIT sedang berpolitik dengan mendukung Jokowi Presiden, Hotland dengan tegas membantah pihaknya berpolitik.

“Pemahaman kami sederhana saja. Berpolitik berarti masuk partai politik, sedangkan kami hanya menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian. Jadi ini pengabdian, bukan berpolitik,” jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement