Ahad 11 Aug 2013 11:51 WIB

Lebaran Usai, Harga Sembako Masih Tinggi

Harga sembako melonjak.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Harga sembako melonjak. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  SAMPIT --- Tiga hari setelah lebaran aktivitas ekonomi di sejumlah pasar di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah mulai normal, namun pembeli mengeluh karena harga kebutuhan masih tinggi.

"Harga barang masih tinggi, bahkan ada yang lebih tinggi dibanding sebelum lebaran lalu. Kita masyarakat, yang namanya harga naik itu pasti merasa terbebani meski kenaikannya kecil," kata Lisa, salah seorang pembeli di Pasar Keramat Sampit, Minggu.

Pantauan di Pasar Keramat, sebagian besar pedagang sudah kembali berjualan meski masih ada beberapa pedagang yang belum berjualan. Seperti di los pasar ikan, beberapa lapak terlihat kosong karena pedagangnya belum berjualan.

Ikan yang dijual pedagang juga tidak sebanyak biasanya, diduga karena pasokan dari nelayan juga belum sepenuhnya normal. Tidak heran jika harga beberapa jenis ikan mengalami sedikit kenaikan. Kondisi serupa juga terlihat di pasar ikan Pusat Perbelanjaan Mentaya.

"Belum semua pemasok ikan memasok ikannya kepada kami. Mungkin nelayan juga masih ada yang belum melaut makanya pasokannya sedikit berkurang dari biasanya," kata Wati, pedagang setempat.

Belum lancarnya pasokan serta masih sedikitnya pedagang yang berjualan, diduga membuat harga kebutuhan masih tinggi, bahkan ada yang naik. Apalagi, pembeli justru terlihat ramai karena mereka kehabisan stok kebutuhan dapur selama lebaran.

Di Pasar Keramat, harga sejumlah kebutuhan memang masih tinggi. Seperti ayam potong dijual Rp 38.000 per kilogram, udang kecil dijual bervariasi antara Rp 30.000 hingga Rp 40.000 per kilogram tergantung ukuran, bawang merah Rp 60.000 per kilogram dan cabai rawit Rp 80.000 per kilogram.

Sementara itu, harga daging sapi masih bertahan di harga cukup tinggi yaitu Rp 120.000 per kilogram. Rata-rata pedagang beralasan harga sudah tinggi di tingkat agen sehingga mereka harus menyesuaikan harga jual agar bisa tetap mendapat keuntungan.

"Barang jenis apapun, kalau harga dari agen naik, ya mau tidak mau kami juga harus menyesuaikan harga agar bisa tetap untung. Kalau tidak, jangankan untung, malah bisa rugi. Turun naik harga biasanya dipengaruhi stok," sambung Wati.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelola Pasar Kabupaten Kotim, Mudjiono menegaskan, stok barang untuk sejumlah kebutuhan, khususnya sembilan kebutuhan pokok, aman hingga usai lebaran.

"Untuk stok sembako seperti beras, gula dan lainnya itu aman selama Ramadhan bahkan hingga setelah lebaran nanti. Itu hasil koordinasi kami dengan distributor-distributor besar di Sampit ini. Tapi kami tetap memantau perkembangannya," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement