Jumat 09 Aug 2013 22:39 WIB

Anggota Polisi Diminta Waspadai Ancaman Penembakan

Personil Kepolisian Republik Indonesia
Foto: Antara
Personil Kepolisian Republik Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Ngadino mengimbau jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman penembakan terhadap anggota polisi.

"Polda Sultra sudah menggelar rapat khusus intelijen untuk menganalisis dan merumuskan langkah-langkah antisipasi terhadap teror dengan sasaran anggota polisi," kata Kapolda Ngadino di Kendari, Jumat, di sela-sela acara "open house" Idul Fitri.

Oleh karena itu, anggota yang menjalankan tugas pengamanan berkenaan dengan situasi lebaran Idul Fitri diminta tidak sendirian atau minimal dua orang.

Bahkan, jajaran Polda Sultra yang mendirikan 56 pos pengamanan guna mengoptimalkan tugas-tugas perlindungan masyarakat bermitra dengan aparat TNI serta instansi terkait.

Dua pekan terakhir dua anggota Polri menjadi sasaran penembakan orang tidak dikenal.

Korban adalah anggota Satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Cilandak Aiptu Dwiyatno meninggal dunia akibat ditembak orang tidak dikenal di sekitar Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, pada Rabu (7/8) sekitar pukul 05.00 WIB.

Peristiwa serupa juga terjadi pada Sabtu (27/7) pagi pukul 04.30 WIB dengan korban anggota Satuan Lalu Lintas Polres Jakarta Pusat, Aipda Patah Saktiyono (53) ditembak orang tak dikenal di Cireundeu, Ciputat, Tangerang Selatan, ketika hendak menuju ke kantornya di Gambir, Jakarta Pusat.

Selain anggota Polri juga yang menjadi sasaran tembak adalah sipir Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Yogyakarta Agus Susetyo pada Rabu (7/8) pukul 21.30 WIB.

Jajaran Kepolisian menyadari bahwa ada pihak yang tidak senang di balik kesungguhan penegakan hukum maupun kesetiaan mengayomi masyarakat.

"Polri adalah simbol negara sehingga pelaku teror menjadikan anggota polisi sebagai sasaran tembak dengan tujuan merongrong stabilitas negara," kata Kapolda Sultra.

Diamati dari sasaran tembak dapat diduga bahwa pelaku cukup terlatih menggunakan senjata api karena dilakukan dari jarak dekat dengan sekali tembakan yang mematikan.

Mengenai kelompok pelaku penembakan tersebut, Polri menduga pelakunya adalah kelompok radikal dengan maksud menyebarkan teror ke masyarakat.

"Berdasarkan laporan anggota bahwa jejak pelaku teror di Sultra belum terdeteksi namun harus tetap meningkatkan kewaspadaan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement