Jumat 09 Aug 2013 08:32 WIB

Waspadalah Memilih Parsel, Ini Bahayanya

Parsel
Foto: Pandega/Republika
Parsel

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA---Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Yogyakarta mengimbau kepada masyarakat setempat teliti dalam memilih makanan parsel termasuk untuk keperluan Lebaran Idul Fitri 1434 Hijriyah. "Jangan terburu-buru dalam memilih dan membeli parsel karena ingin merayakan momen Lebaran, namun harus lebih teliti, ada kemungkinan sudah kadaluarsa atau mengandung bahan makanan berbahaya,"kata Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen Balai Besar Pengawasan Obat dan Makananan(BBPOM) Yogyakarta, Dyah Sulistiyorini di Yogyakarta, Jumat.

Menurut Dyah, sesuai inspeksi mendadak (sidak) yang secara intensif dilakukan oleh BBPOM Yogyakarta serta instansi terkait selama Ramadhan di beberapa pasar, supermarket serta pusat perbenajaan setempat, ditemukan sejumlah makanan kemasan serta makanan parsel dengan kemasan rusak serta sudah kedaluwarsa. "Makanan dengan kemasan yang rusak dapat mengalami penurunan mutu makanan, makanan kadaluarsa juga selayaknya tidak diperjual belikan, ditarik dari peredaran dan dimusnahkan,"katanya.

Oleh sebab itu, Ia mengatakan, sebagai tindakan antisipatif dalam memilih makanan parsel atau makanan kemasan lainnya, sebaiknya masyarakat perlu memperhatikan kondisi kemasan makanan, tanggal kadaluarsa, label halal, izin edar serta label-label lainnya sehingga benar-benar layak untuk dikonsumsi. "Biasanya masyarakat lebih cenderung memilih jenis atau ragam makanan yang ingin disajikan, sehingga lupa untuk meneliti kondisi makanan tersebut," katanya.

Selain makanan parsel, ia menambahkan, makanan siap saji lain yang biasa dikonsumsi saat Lebaran juga harus diperhatikan apabila makanan atau minuman berwarna tajam serta bertekstur terlalu kenyal.Sebab, hal itu dapat menjadi ciri makanan berbahan pengawet dari bahan kimia berbahaya. "Bahan-bahan kimia berbahaya bisa berupa Rhodamin B atau Metanil Yellow yang merupakan bahan pewarna kimia yang baiasanya digunakan untuk industri tekstil dan plastik,"katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement