Kamis 08 Aug 2013 16:38 WIB

Lebaran Tak Mampir di Kampung Pulo

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Hafidz Muftisany
Banjir menggenangi kawasan Kampung Pulo, Jakarta
Foto: Republika/Yasin Habibi
Banjir menggenangi kawasan Kampung Pulo, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA TIMUR -- Yopi (45) terduduk diam di atas sebuah meja, yang bersandar di salah satu sisi gang. Warga RT01/03, Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara itu terpaksa harus melewati hari raya Idul Fitri dengan kesedihan lantaran rumahnya tergenang banjir kiriman dari Bogor.

Jika di berbagai tempat, hari raya Idul Fitri diisi suasana suka cita dan keceriaan, tapi tidak di Kampung Pulo. Warga Kampung Pulo justru harus berada di tengah-tengah kepungan banjir.

Menurut Yopi, sudah ada peringatan peningkatan ketinggian air di Bendung Katulampa, Bogor, pada pukul 02.00 WIB. Air pun mulai naik ke rumah-rumah warga pada pukul 05.00. Sayangnya, Yopi hanya sempat mengungsikan keluarga dan motornya saja.

Sementara seluruh keluarganya diungsikan ke rumah saudaranya di Jelambar, Yopi memilih untuk tinggal dan menjaga rumahnya. Lupakan baju baru dan makanan lezat khas lebaran, Yopi pun melewati hari lebaran dengan satu-satunya baju yang menempel di badannya.

''Yah, mau gimana lagi. Rasanya lebaran nggak lewat sini mas,'' tutur Yopi kepada Republika, Kamis (8/8). Kendati begitu, Yopi terlihat tegar dan terus berusaha membalas ucapan selamat lebaran dari tetangga-tetangga yang rumahnya juga ikut kebanjiran.

Pun dengan Dimyati (40). Warga RT002/02, Kampung Pulo, itu juga terlihat masih berusaha sabar. Bahkan, Dimyati sesekali terlihat bersenda gurau dengan para tetangganya yang lewat di depan rumahnya.

Nasib Dimyati memang lebih baik ketimbang Yopi. Sementara ketinggian air di rumah Yopi mencapai tiga meter, rumah Dimyati hanya sempat tergenang sebatas mata kaki orang dewasa. Kini, rumahnya pun sudah bersih dari air.

Namun, Dimyati tetap merasa kehilangan nuansa-nuansa Idul Fitri 1434 H. ''Saya aja sampe gak bisa sholat id nih gara-gara banjir,'' katanya kepada Republika.

Menurutnya, sejak tinggal dan besar di Kampung Pulo, ini merupakan musibah banjir pertama yang berbarengan dengan hari raya idul fitri. Terlebih, Dimyati mesti beraktivitas tanpa adanya listrik.

''PLN memang berinisiatif mematikan aliran listrik jika ada laporan banjir. Takutnya ada apa-apa,'' tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement