Selasa 06 Aug 2013 16:56 WIB

Pengamat: Aksi Teroris Indonesia Cenderung Tak Jelas

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Dewi Mardiani
Suasana di Vihara Ekayana, Duri Kepa, Jakarta Barat, Senin (5/8).  (Republika/Adhi Wicaksono)
Suasana di Vihara Ekayana, Duri Kepa, Jakarta Barat, Senin (5/8). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum jelas motif dari aksi peledakan di Vihara Ekayana, Jakarta Barat, yang terjadi Ahad (4/8). Kepolisian masih terus melakukan penyelidikan. Namun di lokasi, ditemukan secarik kertas berisikan pesan yang diduga kuat sengaja ditinggalkan oleh pelaku peledakan.

Isi pesan tersebut lebih kurang berbunyi ‘kami balaskan teriakan muslim Rohingya di Arakan Myanmar’. Kontan, dugaan bahwa aksi peledakan vihara ini sebagai bentuk balas dendam. Hal ini mengingat kesengsaaran dialami muslim Rohingya di Negara junta militer itu.

 

Pengamat pergerakan terorisme Indonesia, Al Chaidar, pun sependapat dengan anggapan itu. Meski sempat tercium aroma adanya upaya adu domba umat beragama atau motif politik soal kursi jabatan di kepolisian, Chaidar tak memandang itu. “Itu memang terkait balas dendam,” kata ketika dihubungi, Selasa (6/8).

 

Dari analisanya, jaringan teroris di Indonesia sudah lepas dari pakem kelompok mujahidin yang berbasis di Timur Tengah. Ketika teroris internasional lainnya berupaya menyerang simbol Amerika sebagai bentuk memerangi kekafiran, kelompok di Indonesia malah cenderung tak jelas.

 

Gonta-ganti target sudah biasa dilakukan oleh teroris lokal sesuka hati mereka. Misalnya, ketika para mujahidin salah kaprah ini tak suka dengan adanya dugaan praktek zionis di kalangan orang terkenal, bom buku diarahkan pada figur terkemuka. Hal itu pernah terjadi sekitar tahun 2009 pada artis Ahmad Dani.

 

Kemudian, sasaran teroris Indonesia semakin tidak jelas, yaitu menyerang aparat keamanan. Dikatakan Chaidar, mereka malah menjadikan polisi sebagai thogut, alias musuh yang harus dimusnahkan. Terakhir, penyerangan pada Vihara Ekayana mejadi bukti jaringan teroris lokal memang melenceng dari prinsip jihad yang dulu mereka anut.

 

Untuk di Ekayana, dia meminta pemerintah serius menanganinya. Chaidar menegaskan, meski ledakan yang dihasilkan dari aksi kemarin sangat lemah, justru menurutnya, di balik itu ada semangat kuat yang tampak. Buktinya, meski ada di momen Ramadhan mereka tetap berani menyakiti dan mengusik kehidupan umat lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement