REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ledakan ganda yang terjadi di Vihara Ekayana, Jakarta Barat, Ahad (4/8) malam, dinilai sebagai upaya penyerangan yang tidak jelas. Atas kasus ini, polisi pun diminta untuk tetap fokus dan tidak terpancing. Hal ini mengingat, kekuatan Polri kini tengah berkonsentrasi mengamankan mudik tahun 2013.
Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan, pelaku peledakan rumah ibadah ini meskipun aksinya tak jelas namun betul-betul merusak. Maksud merusak dalam hal ini, kata dia, karena bentuk penyerangan yang sama sekali tak berprinsip, tak jelas tujuan, dan tak menyasar korban.
Meski begitu, kata dia, bom itu sukses menyeret sentimen kerukunan umat bergama. Bambang melabeli para pelakunya sebagai pengecut. "Pelakunya ini pengecut, tidak gentleman, sakit jiwa, licik," kata dia, Senin (5/8).
Bambang berujar, kepolisian harus segera menangkap para dengan menyeretnya hidup-hidup. Dia mengatakan, penting bagi polisi untuk menghadirkan mereka dalam keadaan bisa bicara agar informasi dapat dikorek."Harus diketahui dalangnya. Siapa yang mengatur sehingga targetnya kok vihara. Masyarakat menunggu Polri segera bergerak."
Sebelumnya, ledakan ganda mendera rumah ibadah umat buddha Ekayana sebanyak dua kali. Pelaku menggunakan jenis peledak low explosive.