REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Pamekasan, Jawa Timur, Ismail Bey mengatakan, suara ledakan keras petasan bisa menyebabkan tuli.
"Tapi bergantung pada ketahanan seseorang. Begitu juga seberapa besar suara ledakan yang berpotensi merusak gendang pendengaran, belum ada ukuran yang jelas," kata Ismail Bey, Ahad (5/8) malam.
Kepala Dinkes Ismail Bey mengemukakan hal ini menyikapi maraknya permainan petasan kaleng dengan suara yang sangat keras yang akhir-akhir ini menjadi mainan sebagian masyarakat Pamekasan menjelang Lebaran.
Petasan kaleng atau yang biasa disebut "dem-jedem" oleh masyarakat Pamekasan itu, menurut Ismail Bey, suaranya memang sangat keras, bahkan lebih keras dari petasan yang dijual di pasaran. "Nah, kalau gendang pendengaran tidak tahan, maka berpotensi akan terganggu. Ini kalau ditinjau dari sisi medis," katanya menambahkan.
Akan tetapi, kata Ismail, yang menjadi persoalan utama pada mainan petasan kaleng atau "dem-jedem" saat ini adalah ketenangan warga dan para pengendara kendaraan bermotor.
Ia mengatakan, jika petasan kaleng itu dimainkan di jalan raya, dan ada pengendara kendaraan bermotor yang melintas, itu berpotensi menyebabkan pengemudi jatuh apabila terkejut, semisal menancap gas sekaligus, lalu tabrakan.
"Karena saya tahu sendiri, suara ledakan 'jem-jedem' itu memang sangat mengagetkan. Untungnya saya jarang nyetir dan sopir saya tidak kagetan. Kalau kagetan seperti saya, maka berpotensi mengalami kecelakaan juga," katanya Ismail Bey menjelaskan.