REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN -- Permintaan bambu untuk memasak lemang di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, meningkat terutama menjelang Idul Fitri 1434 Hijriah.
"Permintaan bambu saat ini cukup baik, karena masih banyak masyarakat kita yang menjalankan budaya 'malamang' (membuat lemang)," kata Suardi (58) salah seorang penjual bambu di Pasar Minggu Tandikek, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman, Ahad (4/8).
Menurut dia, beberapa hari menjelang Lebaran 2013 penjualan bambu untuk keperluan membuat lemang di daerah itu bisa mencapai 500 hingga 800 ruas per hari. Jumlah itu, kata dia, jauh meningkat dibanding hari-hari biasa yang hanya mencapai belasan.
Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, dalam sehari jualan bisa laku antara 500 sampai 800 ruas," tuturnya. Dikatakannya, setiap satu ruasnya dijual antara Rp1.000 hingga Rp2.000, tergantung besaran diameter dan panjang bambu.
Dia menambahkan, jenis bambu yang dia jual adalah dari jenis bambu Sumatera, yakni bambu apo. "Bambu dari jenis ini cocok untuk membuat lemang. Dipotong ketika berumur sekitar satu tahun. Tidak terlalu tua dan tidak juga terlalu muda," lanjutnya.
Sementara itu, kegiatan malamang sendiri telah menjadi tradisi di Sumatera Barat. Kegiatan itu, hingga kini masih bisa ditemui di antaranya di Kabupaten Padangpariaman, Kota Pariaman, Kota Padang, Pesisir Selatan, dan Kabupaten Solok Selatan.
Kegiatan itu, utamanya dilakukan beberapa hari menjelang hari raya Idul Fitri dan ketika menyambut hari-hari besar Islam lainnya, seperti saat bulan Maulid (bulan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW).