Ahad 04 Aug 2013 19:55 WIB

Menag Adakan Pra Itsbat untuk Penetapan 1 Syawal 1434 Hijriah

Rep: Indah Wulandari/ Red: Citra Listya Rini
Menag Suryadharma Ali
Foto: Antara
Menag Suryadharma Ali

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kementerian Agama (Kemenag) bakal melengkapi proses penentuan awal bulan Syawal dengan cara pra-itsbat. Cara ini untuk memenuhi animo masyarakat akan beragam keilmuan astronomi, hisab, serta rukyat.

"Pemerintah menggunakan cara hisab dan rukyat pada sidang itsbat 7 Agustus mendatang. Pencermatan kami, kini masyarakat lebih tertarik melihat ilmu hisab, rukyat, dan astronomi. Maka, pada sidang itsbat mendatang ada proses pra itsbat sejak pukul 13.30 WIB," kata Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali, Ahad (4/8) petang.

Cara tersebut dinilai Menag efektif untuk menjawab berbagai pertanyaan dari sebagian besar umat Islam di Indonesia yang selama ini seringkali melihat perbedaan penentuan awal bulan Dzulhijjah serta Syawal. Kemenag juga bakal mengundang para duta besar dan para mufti dari Timur Tengah untuk membuka diskusi publik tentang penentuan awal bulan di negara masing-masing.

"Sehingga nantinya terkuak letak perbedaan antar ilmu yang dipakai. Rakyat Indonesia pun bisa bersatu baik dalam pemahaman akan sebuah dinamika keilmuan maupun secara persatuan nasional. Kita harap perhitungan awal bulan bisa seragam," ujar Suryadharma.

Dia mencontohkan bahwa sebuah keilmuan bisa mengalami penyempurnaan dan bersifat fleksibel. Seperti yang terjadi kala para ahli astronomi mendapati ternyata kalender bulan Syamsiah pernah berbeda selama 12 tahun. Kemudian mereka bersama-sama berunding dan menyepakati kembali penanggalan tersebut untuk diperbaiki. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement