REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Empat hari pascabanjir yang melanda Kota Ambon, Ibu Kota Provinsi Maluku, warga di sejumlah kawasan masih membersihkan sampah dan lumpur yang memenuhi rumah dan pemukiman mereka.
Pantauan di Ambon, Jumat (2/8) warga masih bekerja untuk mengeluarkan sampah dan lumpur yang terbawa derasnya air dan memenuhi rumah mereka, di mana ketebalannya bervariasi antara 10 - 30 centimeter.
"Saya sudah empat hari terakhir membersihkan endapan tanah merah dan lumpur yang memenuhi seluruh bagian rumah. Itu pun dibantu saudara dan tetangga, tetapi belum juga selesai," ujar Decky warga Kelurahan Benteng, Kecamatan Nusaniwe.
Dia mengaku ketebalan endapan tanah merah yang memenuhi rumahnya sekitar 30 centimeter. Itu pun bercampur dengan bebatuan dan sampah yang ikut terbawa saat banjir dasyat melanda hampir sebagian besar wilayah di ibu kota provinsi Maluku tersebut.
"Endapan tanahnya bercampur sampah dan bebatuan, sehingga sulit untuk diangkat dan pekerjaannya memakan waktu lama," ujarnya.
Dia mengakui, Ratusan rumah warga di kelurahan Benteng tergenang air dan tertimbun lumpur akibat banjir yang dikategorikan terbesar melanda Kota Ambon dalam kurun 30 tahun terakhir tersebut.
"Banjir tahun ini lebih dasyat dari 1 Agustus 2012. Tahun lalu rumah saya tidak kemasukan air karena letaknya lebih tinggi. Tapi tahun ini ikut kebanjiran hingga betis orang dewasa," ujar Atus warga Air Putri, Kelurahan Kudamati.