REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Kesra Agung Laksono mengatakan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh akan dimulai akhir Agustus. Ditargetkan tahun depan proses tersebut bisa selesai atau paling lambat selama dua tahun. "Dimulai dari pemukiman dulu, paling lama prosesnya dua tahun untuk keseluruhan," katanya di kantor wapres, Kamis (1/8).
Selain hunian, rehabilitasi dan rekonstruksi juga mencakup infrastruktur, perumahan umum, rumah sakit, sekolah, jalan, hingga jembatan. Pemerintah memberikan dana stimulus sebesar Rp 40 juta untuk hunian yang rusak berat, Rp 20 juta untuk hunian rusak sedang, dan Rp 10 juta untuk hunian rusak ringan. Selain itu, Agung mengatakan akan mendorong perusahaan pemilik industri bahan bangunan untuk melakukan bazaar murah.
Sehingga masyarakat bisa membeli bahan-bahan bangunan yang kualitasnya baik dengan harga murah. "Dengan begitu, uang bisa terpakai secara optimal," katanya.
Apalagi, lanjut dia, kebanyakan dari masyarakat di Aceh berniat dan hendak membangun rumah mereka dengan bahan-bahan yang ada dan tersisa dari puing-puing reruntuhan. Menurutnya, hal tersebut menjadi langkah awal tetapi tetap perlu pendampingan teknis agar rumah yang dibangun bisa sama kuatnya.
"Supaya paham juga bagaimana living in harmony with disaster. Jadi siap-siap kalau ada gempa susulan, rumah itu bisa tahan," katanya.