Rabu 31 Jul 2013 23:22 WIB

Harga Daging Sapi dan Bawang Merah di Bandung Masih Tinggi

 Petugas memeriksa daging sapi segar murah yang akan dilepas perdana di Kemendag, Jakarta Pusat, Senin (22/7).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Petugas memeriksa daging sapi segar murah yang akan dilepas perdana di Kemendag, Jakarta Pusat, Senin (22/7). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Harga daging sapi dan bawang merah di empat pasar Kota Bandung masih cukup tinggi.

Berdasarkan hasil Survei Pemantauan Harga Kantor Bank Indonesia Wilayah VI di Pasar Kiara Condong, Kosambi, Hypermart dan Yogya, harga daging sapi masih bertahan tinggi karena tingginya permintaan selama bulan Ramadhan.

Sementara harga bawang merah pada kisaran Rp45 ribu - Rp69 ribu per kilogramnya. "Harga bawang merah masih tinggi karena belum memasuki musim panen," ujar Kepala Kantor Perwakilan BI, Dian Ediana Rae, Rabu (31/7).

Meskipun harga dua komoditas tersebut cukup tinggi, komoditas lainnya dianggap stabil. Misalnya harga daging ayam ras, telur ayam ras dan bawang putih. Harga kebutuhan pokok lainnya seperti beras, gula pasir, dan minyak goreng juga relatif masih stabil.

Untuk harga cabai merah di pasar tradisional mengalami penurunan karenan banyaknya pasokan. Harga yang pada tanggal 8 Juli pada kisaran Rp 50 ribu - Rp 55 ribu menurun pada kisaran Rp 32 ribu - Rp 35 ribu pada 29 Juli 2013.

Sementara harga daging ayam ras mengalami penurunan baik di pasar tradisional maupun supermarket. Pada 8 Juli menyentuh Rp 38 ribu menuju ke kisaran Rp 31 ribu - 32.500 pada 29 Juli. "Harga telur ayam menjadi di kisaran Rp17.500-Rp19.000 dari Rp20.000-Rp21.500," kata dia.

Untuk mengatasi ketidakstabilan harga, kata Dian, Bank Indonesia bekerja sama dengan Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi Jawa Barat.

Beberapa upaya di antaranya operasi pasar murah kebutuhan pokok masyarakat yang meliputi 11 Kabupaten/ Kota di Jabar dengan sasaran 72.495 KK, pasar murah di Gasibu pada 25 Juli lalu dan lokasi lainnya, dan secara berkesinambungan melakukan pemantauan harga melalui berbagai survei dan papan pemantauan harga yang tersebar di sembilan lokasi Jabar.

"Kami juga menyelenggarakan Focus Group Discussion terkait permasalahan harga dan pasokan kebutuhan pokok dan iklan layanan masyarakat di televisi dan radio untuk melakukan konsumsi bijak selama Ramadhan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement