REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemkot Denpasar mengusulkan pembuatan jalan bawah tanah atau underpass untuk mengatasi kemacetan arus lalu lintas di perempatan jalan Cokroaminoto dan Gatot Subroto atau biasa disebut perempatan Terminal Ubung itu.
Sebagai jalan lintas kabupaten kata Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawajiaya Mantra, jalan itu akan tetap dilewati kendaraan-kendaraan besar, terutama yang akan menuju atau datang dari Pulau Lombok. "Selama tidak ada jalan alternatif, jalan itu pasti akan tetap macet. Solusinya adalah membangun jalan bawah tanah," kata Rai di Denpasar, Rabu (31/7).
Dikatakannya, di internal pemerintahan kota Denpasar, termasuk di DPRD Denpasar, pembuatan underpass di perempatan Ubung sudah mulai dibicarakan. Hal itu jelasnya, terkait dengan pembicaraan mengenai lalu lintas di kota Denpasar lima tahun ke depan. Rai mengatakan, berbagai pihak menyadari peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Denpasar, tidak seimbang dengan peningkatan ruas jalannya.
Saat ini di Bali baru ada satu jalan bawah tanah, yakni di persimpangan Dewa Ruci, Kuta. Dengan adanya jalan bawah tanah itu, kini arus lalu lintas di jalan bypass Ngurah Rai semakin lancar.
Menurut Rai, dengan terbatasnya lahan, pelebaran jalan di Denpasar tidak mungkin dilakukan. Sehingga jalan keluar mengatasi kemacetan adalah dengan membuat jalan bawah tanah.
Dikatakannya, Pemkot Denpasar telah melempar ide itu ke Pemerintah Provinsi Bali dan karena ini adalah jalan negara, maka pembiayaannya diharapkan didanai APBN. "Kami sudah melempar ide underpass di Ubung itu, sejauh mana tindak lanjutnya, tergantung ke Pemprov Bali untuk mebawanya ke pemerintah pusat," kata Rai Mantra.