REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH -- Mantan wakil presiden M Jusuf Kalla (JK) menyatakan optimistis persoalan bendera Aceh akan bisa segera terselesaikan karena yang dibutuhkan hanya pembicaraan intensif dan kompromi. Menurut JK, paling penting penyelesaian itu berujung pada perdamaian dan kesejahteraan rakyat Aceh. "Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan. Apalagi, ini sebenarnya bukan hal yang terlalu berat. Yang dibutuhkan hanya bicara secara intensif dan pada akhirnya sebuah kompromi," kata JK di pesawat pribadi dalam penerbangan dari Banda Aceh ke Jakarta, Selasa (30/7).
JK selaku Ketua PMI berada di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darusalam, untuk menyerahkan bantuan bagi para korban gempa di Bener Meriah dan Aceh Besar. Selama di Banda Aceh, Jusuf Kalla juga melakukan pertemuan tertutup dengan Wali Nanggroe Aceh Darusalam Tengku Malik Mahmud, Gubernur NAD Abdullah Zaini, dan para tokoh elite Partai GAM.
JK menjelaskan, pada akhirnya dibutuhkan sebuah kompromi. "Saya kira akan segera selesai. Kompromi itu, jalan tengah. Prinsipnya bendera Aceh itu jangan sama persis dengan GAM bahwa maknanya, filosofisnya sama, itu boleh saja. Itulah kompromi," ujarnya.
JK mengakui, selama ini pembicaraan antara pemerintah pusat sudah mengarah pada penyelesaiannya. "Persoalannya ini memang menyangkut penyelesaian peraturan pemerintah," kata Jusuf Kalla.
JK yang merupakan tokoh utama perundingan damai Helshinki menegaskan bahwa persoalan bendera merupakan hak semua daerah. Soal bendera itu, intinya hak semua daerah mempunyai bendara, tetapi bagaimana bendera itu dalam rangka persatuan.
JK menjelaskan, pemerintah pusat tentu harus menjaga aspirasi nasional. Namun, ia menambahkan, yang paling penting rakyat Aceh menginginkan perdamaian dan kesejahteraan.
Seperti diketahui, pemerintah tak setuju dengan penggunaan lambang dan bendera GAM sebagai bendera dan lambang Aceh sebab hal itu bertentangan dengan PP Nomor 77/2007 tentang Lambang Daerah. Sementara, Pemerintah Daerah dan DPR Aceh bersikukuh bendera dan lambang GAM itu adalah bendera dan lambang yang dipilih rakyat Aceh untuk dijadikan sebagai lambang dan bendera Aceh.