REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri ESDM, Jero Wacik khawatir dengan adanya pencurian minyak PT Pertamina di ruas pipa minyak Tempino (Jambi)-Plaju (Sumatra Selatan). Sebab, proses produksi migas bisa terganggu, apalagi untuk sementara waktu prosesnya dihentikan.
Diperkirakan, pencurian minyak itu menyebabkan kerugian negara hampir mencapai Rp 280 miliar. "Sementara kan dihentikan dulu. Kalau sudah normal jalan lagi. Karena itu, produksi akan terganggu itu," katanya, Selasa (30/7).
Ia mengaku, sudah melaporkan hal tersebut ke Polri agar pelaku pencurian bisa segera ditangkap. Dengan begitu proses produksi migas bisa dilanjutkan dan kekhawatiran ketersedian BBM bisa sirna. "Masa pencurian dibiarkan, kita laporkan ke kepolisian biar cepat ditindak. Dicari orangnya," katanya.
Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengatakan sudah bertindak. Ia mengatakan untuk kasus tersebut, Kabareskrim, Komjen Sutarman sudah turun langsung ke lapangan untuk penyelidikan. "Kabareskrim sekarang sedang menuju ke lokasi, kita tunggu laporan Kabareskrim," katanya.
Sebelumnya, PT Pertamina telah menetapkan status darurat sejak 24 Juli terhadap aktivitas penjarahan minyak di pipa Tempino-Plaju. Sayangnya, penjarahan hingga saat ini tidak berhasil dihentikan. PT Pertamina pun mengingatkan adanya potensi gangguan pasokan BBM dan LPG di Sumatra bagian Selatan jelang Idul Fitri 1434 H dan penurunan pendapatan negara jika aktivitas illegal tapping tidak berhasil dihentikan.