Senin 29 Jul 2013 21:02 WIB

Wiranto: Krisis Politik Mesir Mirip Reformasi 1998

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Fernan Rahadi
Ketua Umum Partai Hanura Wiranto
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Ketua Umum Partai Hanura Wiranto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Hanura, Wiranto angkat bicara soal krisis politik yang terjadi di Mesir. Wiranto menyatakan krisis politik yang terjadi di Mesir hampir mirip dengan situasi yang terjadi di Indonesia saat reformasi 1998.

"Di sana (Mesir) ada fenomena yang mirip Indonesia," kata Wiranto kepada wartawan di sela acara buka puasa bersama Hanura dan anak yatim di bilangan Senayan, Jakarta Pusat, Senin (29/7).

Wiranto mengatakan ketika tuntutan reformasi 1998 memuncak dirinya menempati posisi militer tertinggi di Indonesia sebagai Panglima ABRI. Menurut Wiranto yang membedakan situasi di Mesir dan Indonesia adalah sikap militer dalam mengawal proses transisi kekuasaan. "Penyelesaiannya berbeda," ujar Wiranto.

Saat itu militer di Indonesia memiliki pemahaman untuk tidak campur tangan dalam politik praktis. Wiranto menyatakan ia sudah berkomitmen mengawal proses perubahan kepemimpinan lewat jalan konstitusional. "Ada pemahaman militer bahwa campur tangan militer dalam proses perubahan tidak boleh ada," kata Wiranto.

Sikap Wiranto untuk melarang ABRI terlibat politik praktis bukan tanpa alasan. Dia menyatakan saat itu bila militer mengambil alih kekuasaan maka kemungkinan besar Indonesia akan dilanda perang saudara. Hal ini karena masyarakat bisa menganggap militer sebagai kepanjangan tangan kekuasaan. "Kalau militer memanfaatkan kesempatan mengambil alih kekuasaan akan memicu perang saudara," ujarnya.

Situasi sebaliknya terjadi di Mesir. Militer di sana menurut Wiranto masih memiliki keinginan kuat untuk campur tangan dalam politik praktis. Wiranto mengatakan bersyukur situasi yang terjadi di Mesir hari ini tidak terjadi di Indonesia. "Kalau masih ada tuduhan militer di Indonesia memiliki agenda terselubung di 1998 sangat tidak mendasar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement