Senin 29 Jul 2013 17:44 WIB

ICMI: Korban di Mesir Bukan Hanya Statistik

Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Marwah Daud Ibrahim
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Marwah Daud Ibrahim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Marwah Daud Ibrahim menilai pembunuhan di Mesir bukan sebatas statistik.

Jumlah korban yang terus bertambah bagi warga negara Indonesia mungkin hanya dimaknai sebatas angka. "Namun bayangkan yang terbunuh itu suami, anak, keluarga kita," ujarnya dalam pernyataan sikap MIUMI tentang krisis Mesir di Jakarta, Senin (29/7).

Marwah melihat krisis yang terjadi di Mesir dalam perspektif global. Ia menyebut meski ada pergantian kekuasaan secara demokratis saat Mohammed Mursi terpilih, namun militer tak mengalami reformasi. "Sumber daya asing yang masuk tetap ke militer, bukan pemerintahan sipil," ungkapnya.

Dalam skala lebih besar, Marwah menyebut kebangkitan dunia Islam akan terus diwaspadai. Kebangkitan spiritual yang menyertai bangkitnya Cina dan India serta dunia Islam menjadi ancaman tersendiri bagi peradaban global. "Jadi persoalan Mesir jangan dilihat dari masalah intern mereka."

Ketika melihat Islam mulai mendapat angin, Marwah menganalisa cara yang paling efektif adalah membuat pertikaian antarkelompok umat Islam sendiri. "Itu sudah terjadi di Indonesia," katanya. Untuk itu solusi cepat bagi krisis dunia Islam termasuk Mesir adalah menghentikan dulu pertikaian antarkelompok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement