REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosialisasi dan pendekatan terhadap pemilih pemula oleh Komisi Pemilihan Umum dinilai masih minim. Padahal potensi pemilih pemula untuk pemilu 2014 sangat besar.
KPU disarankan untuk meniru langkah sosialisasi kepada pemilih pemula yang dilakukan lebih progresif di luar negeri.
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini mengatakan, setidaknya KPU bisa belajar dari negara tetangga, seperti Filipina.
Namun, KPU menurut Titi jugabisa mengaplikasikan cara sosialisasi yang dipakai di Mexico. Pasalnya, KPU pusat pernah mengadakan kerjasama dengan Instituto Federal Electoral (IFE) Mexico.
"Terlihat betul keseriusan mereka menggarap pemilih muda dengan memanfaatkan media yang banyak diakses anak muda," kata Titi, Ahad (28/7).
Menurut Titi, di Meksiko lembaga pemilunya aktif menggaet pelajar sekolah dan mahasiswa di universitas dengan memanfaatkan secara aktif portal atau laman internet mereka.
Lalu mengelola secara khusus social media baik twitter maupun facebook yang aktif memberitakan dan menjawab interaksi langsung dengan para pemilih. Terutama pemilih muda yang sangat aktif di media sosial.
IFE Mexico, lanjut Titi, juga betul-betul manfaatkan teknologi dengan menggunakan segala kanal yang ada. Mulai dari youtube sampai ke telepon hotline (sambungan langsung).
Mereka aktif juga menyambangi para anak muda untuk mengajak keterlibatan mereka dalam pemilu. Mereka juga aktif melakukan simulasi pemilu dan demokrasi di sekolah-sekolah.
Misalnya simulasi pemilihan pemimpin di sekolah juga simulasi kampanye serta berbagai kegiatan kepemiluan lainnya. "Bedanya, di Mexico ada divisi khusus di IFE Mexico yang bertanggungjawab atas penjangkauan pemilih. Sedangkan KPU belum punya itu," ungkapnya.
Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengatakan dalam daftar pemilih sementara (DPS) pada pemilu 2014, tercatat jumlah pemilih pemula mencapai 14 juta jiwa. "Pemilih pemula untuk usia 17 sampai 20 tahun ada 14 juta. Untuk usia 20-30 ada 45.6 juta," kata Ferry.