Ahad 28 Jul 2013 21:30 WIB

Perempuan dan 'Citra Buruk' dalam Pusaran Politik

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Citra Listya Rini
Rieke Diah Pitaloka dan Jusuf Kalla.
Foto: FOTO ANTARA/Arif/nz/13
Rieke Diah Pitaloka dan Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prapancha Research (PR) dalam pantauan terbarunya mendapati citra perempuan dalam dunia politik kita cenderung buruk. Kenapa?

Selain belum adanya perempuan yang benar-benar membekas dalam ingatan publik sebagai tokoh politik berprestasi, beberapa skandal seksual politisi (laki-laki) yang marak diberitakan belakangan ini memperburuk citra perempuan dalam politik.

"Saat sejumlah nama politisi perempuan paling menonjol digabungkan sekalipun, jumlahnya tetap tak sepadan dengan satu tokoh politik pria yang menonjol," kata analis PR, Cindy Herlin Marta.

Ia mencontohkan angka perbincangan total Megawati, Rieke Dyah Pitaloka, Puan Maharani, Yenny Wahid dan Nurul Arifin hanya 532 ribu percakapan. Sementara angka perbincangan Dahlan Iskan sendiri saja mencapai 592 ribu.

Cindy menunjukkan perempuan menempati pemberitaan utama atau perbincangan ramai seputar politik manakala ia menjadi objek skandal.

Kemudian ketika dilakukan pemantauan satu per satu nama-nama politisi perempuan dalam perbincangan di Twitter enam bulan terakhir (27 Januari-27 Juli 2013), tak ada satu nama pun yang membangkitkan citra kuat tersendiri.

"Selain angka perbincangan perihal nama-nama kebanyakan politisi perempuan ini rendah, mereka kebanyakan hanya disinggung di akun-akun Twitter media sebagai pejabat formal yang sedang mengurusi kebijakan ini-itu, atau sedang tersandung kasus dugaan korupsi," ujar Cindy.

Berbeda halnya dengan politisi pria. Sebagai contoh, Jokowi, Jusuf Kalla, atau Mahfud M. D., memiliki citra kuat yang sangat mudah terpantau dalam perbincangan-perbincangan di Twitter.

Tokoh-tokoh ini cenderung diingat publik sebagai sosok yang mempunyai karakter, berpeluang membawa perubahan, dan tak jarang terpantau diidam-idamkan menjadi pemimpin Indonesia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement