REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia bisa menjadi panduan bagi negara berpenduduk Islam lainnya di dunia untuk menegakkan demokrasi.
"Demokrasi dan Islam bisa berjalan beriringan," kata Nurul Arifin usai berbuka puasa bersama Fraksi Partai Golkar DPR RI dengan 250 yatim piatu dan masyarakat di Jagakarsa, Jakarta, Sabtu.
Nurul Arifin mengatakan hal itu menanggapi kudeta terhadap Presiden Mesir Moursi yang dilakukan militer di negara tersebut.
Menurut Nurul, militer di Mesir tampaknya belum bersedia meninggalkan politik, sedangkan TNI telah memiliki kesadaran dan komitmen untuk menjalani reformasi. "Di Mesir militernya belum mau membangun kesadaran untuk menegakkan demokrasi," katanya.
Anggota Komisi I DPR RI ini menambahkan, ketika pemilu presiden yang memenangkan Moursi yang diusung oleh Ikhawnul Muslimin memiliki perbedaan visi dengan militer kemudian terjadi penggulingan.
Nurul menilai, kesadaran para pemimpin negara di jazirah Arab sering terlambat.
Ia berharap, Indonesia bisa menjadi panduan bagi negara berpenduduk muslim lainnya di dunia untuk menegakkan demokrasi.