Jumat 26 Jul 2013 15:39 WIB

Ditemukan Tujuh Kasus Flu Burung pada Unggas Ternak

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Dewi Mardiani
Flu burung, ilustrasi
Foto: Antara
Flu burung, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  UNGARAN -- Kabupaten Semarang belum sepenuhnya bebas dari penyakit avian influenza (AI) pada unggas ternak. Sejak Januari hingga Juli tahun ini, tercatat ditemukan tujuh kasus AI.

 

“Kasus AI ini telah mengakibatkan kematian pada 679 ekor unggas milik warga,” ungkap Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Agus Purwoko Jati, di Ungaran, Jumat (26/7). Dari temuan itu, kasus AI menyerang ayam buras, itik, dan bebek.

 

Terkait dengan temuan ini, jelasnya, Disnakkan Kabupaten Semarang telah mengambil langkah-langkah penanganan. Sehingga kasus AI ini tidak meluas, ke wilayah lain di Kabupaten Semarang dan menyerang ternak unggas dalam jumlah yang lebih besar.

 

Kasus AI periode Januari-Juli ini ditemukan di Desa Rowosari, Kecamatan Tuntang; Ngrapah dan Kebondowo, Kecamatan Banyubiru; Asinan Bawen; Kupang dan Pojoksasi, Kecamatan Ambarawa serta di Desa Gemawang, kecaatan Jambu. Namun begitu, munculnya kembali kasus AI ini belum berdampak pada populasi unggas di wilayahnya. Karena persentase kasusnya masih sangat kecil.

 

“Sampai saat ini, populasi ayam buras di Kabupaten Semarang mencapai 1.955.527 ekor, itik 367.491 ekor dan 144.765 mentok,” lanjutnya.

 

Terpisah, Kabid Kesehatan Hewan Disnakkan Kabupaten Semarang, Sri Hartiyani, menambahkan untuk menangani munculnya penyakit hewan yang menular ke manusia (zoonosis), Disnakkan akan membentuk komisi daerah (Komda) zoonosis. Pertimbangannya, wilayah Kabupaten Semarang, sebagai wilayah lintasan, masih rentan terhadap munculnya penyakit AI pada unggas ternak.

 

Hartiyani menambahkan, kasus AI cenderung muncul di peternakan rakyat karena upaya biosecurity masih sangat rendah. Karena itu, dilakukan maksimalisasi peran tim Participatory Disease Surveillance and Response (PDSR) untuk memantau dan menangani kasus AI. “Baik melalui pengawasan secara rutin hingga menguatkan koordinasi dengan membentuk Komda zoonosis,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement