REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Rajawali Foundation Nico Hardjanto menilai Partai Amanat Nasional (PAN) layaknya mitra yunior dari Partai Demokrat karena hubungan kedekatan ketua umum kedua partai tersebut.
"Tak bisa dipungkiri, PAN kini seperti mitra yuniornya Demokrat," katanya kepada Antara melalui telepon, Kamis.
Menurut dia, PAN sulit keluar dari mitra seniornya, Partai Demokrat, mengingat figur ketua umumnya Hatta Rajasa, merupakan besan dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Di sisi lain, Hatta Rajasa juga merupakan menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu II yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"PAN sulit keluar dari tekanan itu, sulit ia bersikap kritis dan tentu juga ini sebenarnya menjadi belenggu
PAN sendiri, ya mereka menjadi mitra yuniornya, apa yang dimaui SBY sebagai presiden ya harus nurut," katanya.
Ia menilai PAN sulit menembus raihan suara 10 persen pada 2014 nanti seperti yang ditargetkan mengingat tidak ada momen khusus ataupun figur yang mampu menjadi pendongkrak suara.
"Mempertahankan enam persen seperti 2009 saja saya kira sudah bagus," katanya.
Seperti diketahui, perolehan suara dari PAN dalam tiga kali pemilu cenderung mengalami penurunan. Pada pemilu pertama era reformasi, 1999, PAN memperoleh suara sebesar 7,1 persen.
Pada pemilu 2004 perolehan suara menurun menjadi 6,4 persen dan pemilu 2009 kembali turun sekitar enam persen.
Dalam survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga menunjukkan suara PAN di bawah lima persen. Survei terbaru oleh Lembaga Survei Nasional pada medio Mei, perolehan suara PAN hanya 3,8 persen di bawah Partai Golkar, PDIP, Gerindra, Hanura, Demokrat, PPP, PKB, Partai NasDem.
Sementara dalam survei Center for Strategic and Internasional Studies (CSIS) yang dilakukan pada 9-16 April 2013
Partai Amanat Nasional meraih 4 persen suara mengungguli PKB,PKS, PPP, Partai Hanura, Partai NasDem, PBB, dan PKPI.
sumber : Antara