Kamis 25 Jul 2013 20:00 WIB

Puluhan Sopir Bus di Surabaya Jalani Tes Kesehatan

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sebelum memberangkatkan para pemudik, para sopir bus terlebih dahulu diperiksa kesehatannya.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Sebelum memberangkatkan para pemudik, para sopir bus terlebih dahulu diperiksa kesehatannya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah kota bersama Polrestabes Surabaya dan Jasa Raharja melakukan pemeriksaan kendaraan umum di Terminal Osowilangun (TOW), Kamis (25/7). Kegiatan itu dilakukan untuk memantau kelayakan kendaraan sekaligus kesehatan pengemudinya.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Edi mengatakan, cek fisik sendiri meliputi cek kelayakan jalan baik secara administrasi atau spesifikasi teknis kelengkapan kendaraan. Sebab, kondisi tersebut sering kali memicu kecelakaan lalu lintas.

"Keamanan dan kenyamanan perjalanan sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yakni pengemudi dan kondisi kendaraan," kata Edi saat usai melakukan pemeriksaan.

Beberapa hal yang diperiksa seperti kondisi ban, lampu, klakson, kipas kaca, serta fasilitas tanggap darurat seperti kotak obat, segitiga pengaman, palu pemecah kaca, dan alat pemadam kebakaran. Selain itu, kelengkapan surat juga menjadi syarat mutlak armada tersebut beroperasi.

Bagi bus yang lulus pemeriksaan fisik akan ditempel stiker dari Dishub Surabaya bertuliskan "kelayakan angkutan lebaran". Sedangkan yang dianggap tidak memenuhi syarat akan diberi peringatan dan sanksi. "Pemeriksaan ini rencananya juga akan gelar di tempat pemberhentian kendaraan," ujarnya.

Kasatlantas Polrestabes Surabaya, AKBP Sabilul Alif menambahkan, kesehatan pengemudi juga mengambil pernanan penting untuk meminimalisir kecelakaan. Adapun tes yang dilakukan terkait, tekanan darah dan gula darah serta pengecekan kandungan alkohol atau zat berbahaya.

Dia mengatakan, bila ada yang diduga mengkonsumsi zat berbahaya, maka pihaknya akan segera menindak. Karena, profesi orang tersebut sebagai pengemudi angkutan umum, bersangkutan dengan nyawa penumpang di armadanya.

"Kecelakaan yang disebabkan faktor human error bisa jadi akibat supirnya sedang mabuk," kata Sabilul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement