Rabu 24 Jul 2013 16:06 WIB

Kualitas Cabai Rawit Impor Buruk

Rep: Irfan Abdurrahmat (c10)/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIBITUNG -- Tingginya harga cabai rawit merah di pasaran menimbulkan diturunkannya kebijakan pemerintah untuk memasok cabai rawit impor. Puluhan ribu ton bawang merah dan cabai rawit segera masuk Indonesia pada pekan ini. Bawang merah sebanyak 16.781 ton, sedangkan cabai rawit 9.715 ton. Sebagian besar komoditas tersebut berasal dari Vietnam dan Cina.

Namun, hingga saat ini ketersediaan cabai rawit impor merah tersebut tak kunjung datang. Salah seorang pedagang cabai rawit di Pasar Induk Cibitung Kabupaten Bekasi, Ahmad Efendi (41 tahun), mengatakan pada ROL, Rabu (24/7), hingga saat ini pasokan cabai rawit merah impor belum masuk di pasar induk.

Dia menambahkan, saat ini hanya cabai rawit merah lokal yang tersedia. "Biasanya tiga hari menjelang lebaran, cabai impor baru sampai di pasar. Paling juga cabai rawit merah dari Blitar yang masuk ke pasar saat ini," jelasnya.

Ahmad memaparkan, harga cabai rawit merah saat ini belum mengalami penurunan harga. Saat ini harga cabai rawit merah lokal mencapai Rp 65 ribu per kilogram (kg). Sementara untuk cabai rawit merah Blitar Rp 50 ribu per kg.

Dia menjelaskan, tak banyak pedagang yang mau menjual cabai rawit merah impor. Pasalnya, kualitas cabai rawit merah impor kalah jauh bila dibandingkan dengan kualitas cabai rawit merah lokal.

Dia menjelaskan, cabai rawit merah lokal lebih kering dan tidak pedas sama sekali. Sama halnya yang diutarakan Roni (27 tahun), dia mengakui lebih memilih membeli cabai rawit merah lokal dibandingkan cabai rawit impor. "Jauh mas bedanya. Lebih bagus cabai rawit lokal. Pedasnya pun lebih enak kalau cabai rawit merah lokal," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement