Rabu 24 Jul 2013 13:07 WIB

Empat Alasan Pedagang dan Konsumen Tolak Daging Sapi Impor

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Heri Ruslan
Pedagang memilah kotakan kardus berisi daging sapi impor Bulog di Pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu (17/7).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pedagang memilah kotakan kardus berisi daging sapi impor Bulog di Pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Daging sapi impor ternyata tidak hanya ditolak oleh pedagang daging sapi di pasar tradisional, tetapi juga konsumen, terutama  penjual bakso.

Kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda  DIY Sri Haryanto mengatakan saat dia melakukan pemantauan di tiga pasar tradisional di DIY ada empat alasan yang dikemukakan pedagang daging sapi di pasar mengapa mereka menolak daging sapi impor yakni:

1.  Daging sapi impor kalau dipegang lengket dan tidak segar.

2. Daging sapi impor biasanya membeku dan setelah mencair lunak, kurang kenyal.

3. Berat daging akan berkurang bila es sudah mencair, sehingga pada saat membeku beratnya satu kilogram, maka setelah esnya mencair, berat daging sebenarnya tinggal delapan ons. Sehingga saat seseorang membeli daging sapi impor yang biasanya masih membeku, maka  setelah sampai di rumah dan akan dimasak beratnya berkurang sekitar 20 persen.

4. Pedagang bakso tidak suka daging impor karena setelah diproses untuk dibuat bakso tidak bisa jadi.

Karena itulah maka meskipun ada daging sapi impor masuk, harga daging sapi lokal masih stabil dan bahkan cenderung naik bila dibandingkan seminggu yang lalu, ungkap Sri. nneni ridarineni

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement