REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis temuan penelitiannya terkait merosotnya kepercayaan publik terhadap institusi politik yang disebabkan makin meleknya masyarakat terhadap informasi politik dan internet.
"Semakin meleknya publik ditandai dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengakses internet dan mengetahui informasi politik. Selain itu, jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook dianggap makin penting perannya sebagai perantara politik di tingkat elit dengan politik sehari-hari," kata Direktur Eksekutif
Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa.
Diakuinya, meski masyarakat semakin melek internet dan ketertarikan mereka terhadap politik meningkat tapi justru perilaku itu menurunkan kepedulian serta partisipasi mereka terhadap politik.
Dengan kata lain, semakin publik mengetahui banyak informasi politik malah semakin membuat mereka enggan berpartisipasi dalam pemilu.
Selain itu, ditemukan kecenderungan populasi yang semakin sering mengakses internet maka semakin buruk pandangan publik terhadap politisi.
"Sikap apatis mereka semakin menguat seiring meningkatnya intensitas akses internet dan ketertarikan terhadap berita politik," kata dia.
Berdasarkan Indikator Politik Indonesia, berita politik dan internet adalah faktor yang secara signifikan menaikkan peluang seseorang terasing secara politik. Terlepas dari apapun seperti demografi dan intensitasnya mengikuti berita politik dan media sosial (internet).
Meskipun begitu, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap presiden masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan jenis institusi politik lainnya.
Setidaknya 70 persen responden yang sering mengakses internet masih mempercayai presiden, 55 persen percaya menteri, 42 persen DPR, 32 persen partai dan 31 persen politisi.
Survei itu melibatkan 2.290 responden dengan toleransi kesalahan kurang lebih 2,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Sedangkan pengambilan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dilakukan pada 19-27 Juni 2013.
sumber : Antara