Selasa 23 Jul 2013 15:23 WIB

Begini Trik Wakil Wali Kota Solo Tolak Parcel Lebaran

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Heri Ruslan
Parcel Lebaran
Parcel Lebaran

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Perayaan lebaran 1434 H ini ada yang beda pada diri Wakil Walikota (Wawali) Solo, Achmad Purnomo. Tahun ini, untuk pertama kalinya, ia dan keluarga harus menolak pemberian bingkisan parcel dari kolega maupun pengusaha.

 

Lazimnya seorang pengusaha, saat menjelang perayaan lebaran selalu 'kebanjiran' parcel. Baik datang dari klien, orang terdekat, atau pengusaha. Begitupun Achmad Purnomo yang memiliki sejumlah unit usaha.

Seperti, bidang medis atau apotek, SPBU, hingga produsen  batik. ''Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, ya dapat puluhan (parcel),'' kata Pak Pur, panggilan akrab Wawali Solo, Selasa (23/7).

 

Selaras dengan UU No 20 tahun 2001, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pejabat Negara dilarang menerima bingkisan berupa parcel atau sejenisnya. Dalam hal ini, parcel dikategorikan sebagai bentuk gratifikasi.

 

Sebagai seorang pejabat pemerintah, Wawali tidak ingin melanggar aturan yang telah ditetapkan. Namun, di satu sisi, ia kesulitan membendung niat dari para koleganya itu. Ini lantaran tradisi pemberian parcel sudah ia terima jauh sebelum dirinya menjadi seorang wakil walikota.

 

''Ya bagaimana lagi, mau tidak mau harus ditolak. Ini karena terbentur oleh aturan. Tapi, yang susah itu cara nolaknya''.

 

Rasa tidak enak hati muncul, lantaran yang mengirim parcel adalah koleganya. Notabenenya mereka memiliki status satu level dengannya. Ia takut adanya prasangka yang macam-macam dari kolega atas penolakan pemberian bingkisan lebaran tersebut.

 

Salah satu trik yang ia terapkan untuk menolak pemberian bingkisan dari orang lain, Achmad Purnomo, memulainya pada saat menghadiri pertemuan atau forum antar pengusaha. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, ia meminta kepada klien bisnis tidak mengirimkan bingkisan parcel kepada diri maupun keluarga.

 

''Saya mulai dari sana. Tiap forum-forum rapat antar pengusaha saya sampaikan pada rekan-rekan,''  katanya.

 

Kepada keluarga, terutama istrinya, Pak Pur selalu memberikan pengertian agar melakukan hal yang sama. Sebab, selama ini istri Wawali aktif menggeluti usaha dibidang produksi batik.

 

Dengan kondisi yang seperti itu, sebagai seorang pejabat negara dirinya harus membiasakan diri. ''Ya, mulai sekarang harus bisa menyetop,'' tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement