Selasa 23 Jul 2013 12:48 WIB

PKL Tanah Abang Mengamuk

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Mansyur Faqih
Pedagang Kaki Lima (PKL) memadati jalanan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pedagang Kaki Lima (PKL) memadati jalanan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perubahan arus lalu lintas di Tanah Abang yang dilakukan Dinas Perhubungan membuat para pedagang kaki lima (PKL) tidak bisa beraktivitas. Hal tersebut membuat mereka naik pitam. 

Para pedagang memukul beton pembatas jalan yang dipasang Dishub. Mereka menyampaikan protes dengan berteriak-teriak. Salah satu pedagang bahkan menuduh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menerima uang dari pengelola Blok B Pusat Grosir Tanah Abang.

"Pasti dia terima duit, buktinya dia ngotot usir kita," ujar Manizar, pedagang celana jeans, dengan nada emosi. 

Dia meminta agar pemerintah memberikan kelonggaran pada pedagang untuk berjualan hingga lebaran nanti. Sebab, kata dia, pedagang butuh uang untuk kebutuhan Idul Fitri. "Kalau habis lebaran kami mau pindah, asal tempatnya dirapihin," ujarnya yang sudah berjualan di jalan selama 20 tahun ini. 

Pedagang lain, Khumiwa mengaku, sudah tidak bisa berdagang sejak dua bulan lalu. Tepatnya sejak Satpol PP terus melakukan pengawasan di jalan. Akibat hal itu, pedagang buah ini mengalami rugi besar. "Kasih lah kesempatan buat kita mudik," ujar perempuan asal Demak ini. 

Khumiwa berjanji, usai lebaran ia bersedia dipindah ke Pasar Blok G, dengan catatan tempat relokasi yang disiapkan oleh pemerintah tersebut layak digunakan.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement