REPUBLIKA.CO.ID, DUMAI -- Dua pesawat penumpang batal mendarat di Bandara Pinang Kampai, Kota Dumai, Riau, Senin (22/7), karena jarak pandang di udara terhalang kabut asap. Kepala UPT Bandara Pinang Kampai Dumai, Catur Hargowo, mengatakan kabut asap yang kembali muncul di kota Dumai membuat jarak pandang pilot terganggu hanya 500 meter dan terpaksa menunda pendaratan.
"Dua pesawat batal landing dari Bandara Sultan Sarif Kasim sekitar pukul 10.30 WIB di Bandara Dumai karena jarak pandang pilot terbatas dan tidak normal hanya 500 meter akibat terhalang kabut asap yang kembali muncul," kata Catur.
Dua pesawat yang membawa penumpang umum dan karyawan perusahaan PT Pertamina dan CPI tersebut, sebutnya, yaitu maskapai Sky Aviation dan Pelita Air dengan rute Pekanbaru-Dumai. Untuk penerbangan normal dan aman demi keselamatan, katanya, membutuhkan jarak pandang pilot sekitar 4.000 meter, namun dikarenakan kondisi kabut asap di udara cukup tebal maka pesawat urung mendarat di Bandara Dumai.
"Pihak pilot tidak berani melanjutkan pendaratan karena penglihatan di udara tidak memungkinkan untuk penerbangan," ujarnya. Kabut asap kembali muncul di kota Dumai sejak Ahad (21/7) dan telah berada pada tingkatan partikel suspensi indek mencapai di atas 175 PSI dan diindikasikan dalam keadaan cuaca tidak sehat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai Marjoko Santoso mengatakan, PSI Dumai di atas 175 hingga siang ini diyakini akan terus meningkat karena dipengaruhi hembusan angin yang membawa asap dari sejumlah titik kebakaran hutan dan lahan yang terjadi. Karena itu, Dinas Kesehatan kembali mengimbau masyarakat Dumai agar mewaspadai cuaca yang tidak sehat ini dengan tidak lupa menggunakan masker.
"Cuaca udara Dumai saat ini tidak sehat akibat asap yang kembali mengepul, dan kami minta masyarakat untuk berhati-hati ketika berada di luar rumah dengan memakai masker," imbau Marjoko.
Kepala UPT Polisi Kehutanan Pemkot Dumai Tengku Ismet mengatakan, NOAA-18 menangkap hotspot sebanyak 7 titik api di wilayah kota Dumai pada Senin (22/7) ini dan sebelumnya pada Ahad (21/7) kemarin 9 titik api. "Kejadian kebakaran hutan dan lahan terdapat di sejumlah lahan milik masyarakat dan sejumlah lokasi areal eks penguasaan hutan milik perusahaan. Selain menurunkan tim pemadaman, kepada perusahaan kami minta juga untuk mengupayakan pemadaman sendiri di areal mereka," terang Ismet.