REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Memasuki hari ketiga belas puasa Ramadhan 1434 Hijriyah, harga daging sapi di Pasar Kemirimuka, Beji, Depok berangsur turun. Harga daging di Pasar Kemirimuka selama sepekan terakhir menembus Rp 110 ribu.
Saipul Bakri (22 tahun), penjual daging di Pasar Kemirimuka menyatakan, harga daging berada di kisaran Rp 90 – 95 ribu per kilogram selama dua hari ke belakang.
"Pembeli kegirangan harganya turun. Belanja daging saja sambil tersenyum-senyum,’’ kata Saipul yang mendapat pasokan daging dari rumah potong hewan (RPH) di wilayah Kupu, Depok, Senin (22/7).
Hingga saat ini, Saipul dan sejumlah penjual daging di Pasar Kemirimuka hanya menjual daging lokal. Mereka mengakui penurunan harga daging disebabkan masuknya daging impor Badan Urusan Logistik (Bulog) ke Indonesia.
Meski demikian, mereka para pedagang menolak menjual daging impor tersebut di Pasar Kemirimuka. Salah seorang pedagang daging, Febian (32 tahun) meragukan kesegaran dan kehalalan daging impor Bulog. Menurutnya, para pembeli pun lebih percaya pada daging lokal.
Dia menambahkan, tidak bermasalah dengan harga yang mahal asalkan kualitas dan kehalalan daging terjamin. Pedagang daging lainnya, Badru (42 tahun) menyatakan, hanya akan memasukkan daging impor apabila kekurangan pasokan daging lokal.
"Terus terang, pembeli saya tidak mau daging impor. Para pedagang bakso misalnya, lebih pilih yang lokal,’’ ujar Badri yang juga memasok daging dari RPH di daerah Kupu, Depok.
Para pedagang daging di Pasar Kemirimuka berharap, harga daging terus mengalami penurunan. Mereka berpendapat, konsumen membeli lebih banyak daging apabila harga daging lebih murah.