REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Para pengungsi warga lereng Gunung Merapi dari Desa Kalitengah Kidul dan Kalitengah Lor masih bertahan di Kantor Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Mereka terdiri dari para lanjut usia, balita, dan ibu hamil.
Agralno, Sekretaris Desa Glagaharjo, mengatakan, masih sekitar 44 warga yang mengungsi di kantor desa. "Para lansia, balita, dan ibu hamil itu panik dan mengungsi di sini," katanya.
Ia mengatakan pihaknya telah mendapatkan info aktivitas Gunung Merapi dari Balai Penyelidikan dan Penelitian Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta sejak pukul 00.00 WIB. "Namun, baru terdengar suara gemuruh pada pukul 04.00 WIB," jelasnya, Senin (22/7).
Warga sekitar lereng Merapi, kata Agralno, melakukan evakuasi sendiri menggunakan sepeda motor. "Saya apresiasi para warga yang langsung tanggap bencana mengevakuasi diri," tambahnya.
Di kantor desa Glagaharjo ini para warga Kalitengah Kidul dan Kalitengah Lor mengungsi sejak pukul 04.00 WIB. Mereka mendengar suara gemuruh dari Gunung Merapi dan mencium bau belerang yang disertai hujan abu vulkanik.
Hingga berita ini diturunkan, beberapa warga lansia yang berada di posko pengungsian masih bertahan. Mereka mengaku panik karena trauma atas erupsi Merapi yang terjadi pada 2010. Sementara itu, sebagian warga lainnya telah kembali ke rumah masing-masing untuk melakukan aktivitasnya.