REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (22/7) pagi, mengalami erupsi relatif kecil dengan ditandai semburan material yang mengakibatkan hujan abu mengarah ke selatan.
Petugas pengamatan Gunung Merapi di Pos Ngepos, Magelang, Purwono, mengatakan bahwa dari semua sektor pengamatan terpantau terjadi erupsi kecil.
Ia menjelaskan bahwa sejak pukul 04.15 WIB puncak Merapi berkabut, namun sekitar pukul 04.15 hingga 04.22 WIB terpantau gempa vulkanik selama beberapa kali. Gempa itu, katanya, diikuti semburan material Merapi berupa debu dan pasir.
"Secara visual, kondisi di puncak terkadang kelihatan dan terkadang tertutup kabut. Sampai pukul 04.22 WIB berlanjut, terjadi semburan material, debu, pasir, dan asap. Terlihat warna cokelat kehitaman," katanya.
Hingga saat ini, pihaknya belum menyimpulkan tentang ketinggian semburan material vulkanik dari Gunung Merapi yang pada akhir 2010 berada pada fase erupsi besar disusul dengan bajir lahar secara intensif hingga 2011.
Hingga sekitar pukul 08.00 WIB tidak terjadi hujan abu di wilayah barat daya, barat, dan barat laut dari puncak Merapi. Sejak sekitar pukul 24.00-04.15 WIB gerimis turun di kawasan Gunung Merapi. "Tetapi di selatan, di Balerante Klaten dan Sleman, hujan abu dan pasir, debu kecil," katanya.
Hingga saat ini, katanya, status aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih di level terendah, yakni normal. "Tetapi ini nanti ada pertemuan, untuk membahas untuk pertimbangan tentang status Merapi," katanya.