Ahad 21 Jul 2013 13:28 WIB

Ribuan Unggas di Jabar Mati Diduga Flu Burung

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: A.Syalaby Ichsan
Penindakan dan pencegahan flu burung (ilustrasi)
Foto: Antara
Penindakan dan pencegahan flu burung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekitar duaribuan unggas di Jawa Barat mati diduga akibat flu burung. Menyikapi ini, Dinas Peternakan Jawa Barat langsung bertindak di beberapa daerah Jawa Barat.

Menurut Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Koesmayadi, pihaknya telah menerjunkan tim untuk menekan angka kematian unggas  tersebut.

Survei ke berbagai daerah terus dilakukan untuk mengetahui perkembangan terkini. Bahkan, kata dia, pihaknya pun telah mengirim dokter ke daerah-daerah sentra unggas di Jawa Barat. "Bergerak cepat, laporan langsung diperiksa," ujar Koesmayadi, di Gedung Sate, Bandung, Jumat (19/7). 

Selain memberikan vaksin, kata dia, pihaknya gencar mengedarkan imbauan agar para peternah lebih memerhatikan kebersihan kandang.

Kebersihan aliran air pun jangan dikesampingkan, mengingat cara makan itik yang menyosor. Menurutnya, aliran air menjadi media penyebarluasan flu burung pada itik.

"Itik itu kan kalau makan lolodok (menyosor). Jadi pada saat itu keluar lendir dari hidungnya dan virusnya tersebarluaskan oleh aliran air," katanya.

Dengan mencuatnya kembali kasus flu burung, Koesmayadi mengimbau agar peternak tidak segera menjual hewan ternaknya. Koesmasyadi berharap agar peternak langsung mengisolasi unggasnya, termasuk dari aliran air."Jangan langsung menjualnya, tapi harus diperbaiki dulu," kata Koesmayadi.

Curah hujan yang tinggi, kata dia, diduga menjadi penyebab flu pada hewan unggas. Seperti diketahui, ribuan unggas ditemukan mati mendadak di beberapa daerah di Jawa Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement