REPUBLIKA.CO.ID, TANAH ABANG -- Menteri Sosial mengingatkan pada Gubernur DKI Jakarta untuk bekerja keras dalam memberdayakan warganya yang masih menjadi pemulung dan bekerja serabutan yang tinggal di pinggir rel Tanah Abang. Banyak dari mereka yang memiliki KTP DKI Jakarta dan KJS tetapi tidak memiliki hunian yang layak.
Menteri Sosial Salim Segaf Aljufri mengatakan pemerintah pusat telah membantu mereka dengan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), Beras Miskin (Raskin) dan Program Keluarga Harapan (PKH) tetapi itu semua tidak cukup. “Disamping income mereka yang terbatas, mereka harus dibantu agar hidup lebih manusiawi dengan memindahkan mereka ke rusun,” ujarnya di Kebon Melati, Tanah Abang.
Selama ini mereka masih bertahan di pinggir rel karena memang pihak PT KAI belum membutuhkan lahan tersebut. Tetapi sewaktu-waktu mereka membutuhkan, warga disekitar tersebut harus pindah. “Hal itu tentu perlu dilakukan dengan cara persuasif, sehingga mereka akan setuju dan mau dipindahkan,”ujarnya.
Bagi mereka yang bekerja menjadi pemulung harus dilakukan pelatihan kemampuan. Mereka tidak dapat beralih profesi karena tidak memiliki keahlian lain. Hal itu dapat dilakukan dengan dukungan Pemda DKI Jakarta dan pendamping agar bekerja lebih baik lagi.
Pemukiman warga yang terletak di Jl Sabeni, Kebon Melati, Tanah Abang terlihat kumuh. Banyak warga daerah tersebut tinggal hanya dengan berdinding triplek dan kardus bekas.
Sebagian besar warga yang hidup di daerah tersebut hanya bermata pencaharian sebagai pedagang asongan, buruh cuci, dan pemulung. Sekolah yang terdekat pun hanya ada rumah singgah yang dimiliki salah seorang warga bersama suaminya.