REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ada desakan agar susunan petinggi Polda Papua dirombak pascakericuhan yang terjadi di Nabire dalam sebuah pertandingan tinju Ahad (14/7) lalu. Atas kejadian yang memakan tujuh belas korban jiwa tersebut, Kapolda Papua, Irjen Tito Karnavian dinilai laik diganti.
Sebab, meski kasus yang berawal dari sebuah pertandingan tinju itu digelar pemerintah daerah, namun dari segi keamanan, polisi dianggap ikut bertanggung jawab. Imbasnya, permintaan agar Tito lengser pun sempat muncul, salah satunya dari Indonesia Police Watch (IPW).
Namun Mabes Polri mempunyai penilaian lain. Markas pusat kepolisian mengatakan perlu penilaian mendalam atas semua peristiwa ketidakamanan yang terjadi sebelum memutuskan adanya perombakan pada sebuah Polda.
Khusus kasus ricuh pertandingan tinju Ahad silam di Papua, menurut Mabes Polri banyak hal yang perlu ditelaah sebelum melayangkan tuduhan bahwa kelalaian polisilah penyebab tragedi itu terjadi.
"Kami Polri tentunya sangatlah terbuka pada semua kritik dan saran yang masuk. Namun tentunya semua perlu pertimbangan dan pandangan yang matang," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Agus Rianto di Jakarta Selasa (16/7).
Agus menegaskan, dari temuan fakta di lapangan, kasus tinju ricuh di Nabire disebabkan bukan karena ketidaksigapan pasukan keamanan yang saat itu digalang oleh polisi dan tentara. Tetapi menurut dia hasil kejadian di lokasi menunjukan para korban tewas karena berebut keluar dari gedung olah raga (GOR) tempat tinju itu digelar.
Dia berkata, tewasnya dua belas perempuan dan lima laki-laki ini karena berdempetan untuk keluar dari pintu GOR yang hanya ada satu. Akibatnya para korban terjepit diantara penonton yang total berjumlah 1.500an ini. Sehingga sementara kepolisian melihat masalahnya lebih pada kesiapan panitia, bukan faktor keamanan seperti perkelahian masal atau lainnya.
"Penonton yanghadir melebihi kapasitas yang hanya cukup untuk 900an orang, sehingga kecelakaan itu terjadi. Tapi kami tetap menggelar sebuah investigasi internal untuk memeriksa internal Polda Papua atas masalah ini," papar dia.
Lalu ketika ditanya adakah hasil dari inevstigasi yang dilakukan oleh Inspektur Pengawasan Umum (Itwasum) Polr itu berefek pada kursi Kapolda Papua. Agus mengatakan, semua masih tim investigasi periksa.
"Hasilnya belum, karena baru dimulai, yang jelas bahan evaluasi dari peristiwa kemarin terus didalami," ujar perwira melati tiga ini.