REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Tingkat partisipasi Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) wali kota dan wakil wali kota Tangerang 2013 diperkirakan akan tinggi. Sebab, semua Bakal Calon (Balon) dianggap memiliki poin sama kuat dan kesempatan sama besar untuk menjadi wali kota Tangerang.
M. Zaki Mubarak, pengamat politik sekaligus Akademisi Ilmu Politik FISIP Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta memaparkan semua kandidat balon wali kota pada Pemilukada Kota Tangerang memiliki kesempatan untuk menang.
"Melihat dinamika dan tingkat kompetisi tinggi pada Pemilukada ini. Semakin tinggi persaingan setiap kandidat, semakin tinggi pula tingkat partisipasi pemilih," katanya kepada Republika, Selasa (16/7).
Dia mengatakan melihat pergerakan dari semua kandidat sangat massive dan merasa yakin untuk menang.
Semua kandidat saat ini sudah memiliki basis pendukung masing–masing melalui sejumlah ormas yang sudah terpetakan dukungan untuk setiap kandidat.
Ia mengatakan topik tentang Pemilukada sudah menjadi pembicaraan masyarakat yang luar biasa di tempat–tempat rumah makan maupun lainnya. Hal ini, berbeda dengan Masyarakat Kota Tangerang Selatan yang cenderung apatis pada Pemilukada wali kota dulu sehingga tingkat partisipasinya tidak tinggi.
Menurut dia, kandidat incumbent yaitu Arief R. Wismansyah yang sekarang menjabat wakil wali kota Tangerang membuat poinnya kuat. Begitupula kehadiran Dedi Suwandi Gumelar alias Miing yang merupakan public figure membuat pencalonannya juga kuat.
Selain itu, Abdul Syukur juga masuk daftar balon kuat karena merupakan adik kandung dari wali kota Tangerang saat ini yaitu Wahidin Halim. Begitu pula, dengan Harry Mulya Zein yang merupakan Sekretaris Daerah Kota Tangerang saat ini.
Zaki mengatakan Pemilukada Kota Tangerang saat ini berbeda dengan Pilkada Banten sebelumnya yang memiliki kekuatan pada satu kandidat. Begitupula akan berbeda dengan Pemilukada Cawalkot Tangerang pada 2008 sebab pada saat itu sosok Wahidin Halim cukup kuat pada pemilihan tersebut.
"Pemilukada ini menjadi kompetitif karena Wahidin sudah tidak menjadi wali kota lagi. Sehingga tidak diikuti oleh orang kuat, semua kandidat memiliki poin sama kuat," ujarnya.
Sehingga semua masyarakat sudah dapat mengetahui siapa yang akan terpilih nantinya. Efek sosok Wahidin saat itu, membuat sebagian orang berlomba-lomba untuk menjadi calon wakil wali kota Tangerang.
Namun, saat ini Wahidin sudah diketahui tidak akan menjabat sebagai pemimpin Kota Tangerang lagi maka semua orang bersaing untuk memperebutkan kursi walkot Tangerang. Sehingga semua kandidat terlihat memiliki peluang untuk bekerja keras menjadi pemenang.
Melihat kondisi tersebut, pada hasil pemilihan nanti diperkirakan poin selisih dari para balon tidak akan berbeda jauh. Selain itu, Pemilukada Kota Tangerang ini akan menjadi patokan yang menentukan pada Pemilukada Gubernur pada 2014 nanti.
Zaki berpendapat apabila wali kota Tangerang yang terpilih nanti merupakan sosok yang keluar dari dinasti Gubernur Banten saat ini Ratu Atut Chosiyah maka berpotensi akan meruntuhkan dinasti tersebut.
"Jabatan Atut selesai tahun depan, Pemilukada ini akan jadi awal pertarungan pemilihan gubernur nanti. Kota Tangerang sangat strategis baik dari ekonomi maupun geografis tapi bukan menjadi basis masa
pada Pilgub," paparnya.
Sehingga saking kompetitifnya persaingan menuju kursi orang nomor satu di Kota Tangerang membuat segala trik dan isu–isu semakin luas. Hal itu dikarenakan untuk mencari dukungan dan simpati dari masyarakat.
Namun menurut dia, jangan sampai isu–isu yang beredar menjadi dominan daripada program pembangunan untuk Kota Tangerang menjadi tersisih. Sebab, Zaki menuturkan sejauh ini masih terdapat sejumlah permasalahan di Kota Tangerang yang belum terselesaikan sepenuhnya.