REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operasi yustisi yang selama ini dilakukan untuk menertibkan masalah kependudukan di ibu kota dianggap tidak efektif oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). "Berapa tahun sih operasi ini. Saya rasa ini tidak efektif," kata Jokowi di Jakarta, Selasa (16/7).
Penilaian Jokowi ini didasarkan pada fakta warga luar Jakarta tetap saja banyak berdatangan, terutama usai Lebaran. "Pakai operasi itu kan enggak ngaruh (berpengaruh). Buktinya masih banyak yang datang," katanya.
Jokowi menyatakan akan mengganti operasi yustisi dengan himbauan kepada pemudik agar tidak membawa keluarga atau teman mereka ke Jakarta. Ia yakin himbauannya ini bisa mengurangi arus urbanisasi ke Jakarta. "Makanya dicoba. Saya juga belum punya jurus ampuh lainnya. Ini sebagai alternatif agar tidak rutinitas saja," katanya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebutkan operasi yustisi akan diganti dengan program Bina Kependudukan. Ini merupakan sosialisasi ke masyarakat hingga tingkat rukun tetangga demi menyadarkan masyarakat untuk tidak membawa serta keluarga ke Jakarta.